Advertisement
Pakan Alternatif Harus Dikembangkan di Setiap Desa

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Gunungkidul dikenal sebagai gudang ternak di DIY. Sayangnya, pakan untuk konsumsi ternak masih sangat bergantung pada pakan alami seperti dedaunan, batang pohon jagung (tebon) hingga jerami. Oleh karena itu, setiap desa diharapkan bisa membuat pakan alternatif untuk mendukung pengembangan produksi ternak.
Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Pengendalian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan luas wilayah Bumi Handayani sangat mendukung dalam upaya pengembangan peternakan. Dengan lahan yang luas ketersediaan pakan bisa terpenuhi.
Advertisement
Namun selama ini masyarakat masih sangat tergantung pada pakan alami untuk konsumsi ternak. Pola tersebut harus diubah karena pakan yang diberikan tidak optimal untuk budi daya peternakan. “Memang bagus tetapi harus ada inovasi sehingga ternak yang dipelihara dapat tumbuh dengan baik,” katanya kepada wartawan, Minggu (5/4/2020).
Untuk memaksimalkan potensi, bahan baku pakan harus melalui sentuhan inovasi sehingga pakan yang diberikan tidak hanya sebatas dedaunan segar, jerami ataupun jenis tanaman lainnya. Menurut dia, upaya optimalisasi budi daya peternakan bisa dilakukan dengan pemanfaatan pakan alternatif melalui proses fermentasi.
Untuk bahan baku tetap menggunakan dedaunan maupun sisa hasil panen pertanian seperti jerami, tebon hingga tanaman kacang tanah. “Dengan fermentasi selain pakan bisa lebih awet dan bisa digunakan kapan saja, selain itu kandungan gizi yang dimiliki lebih tinggi sehingga cocok untuk pakan ternak,” katanya.
Pemkab, menurut Rismiyadi, sejak akhir 2018 mengeluarkan Surat Edaran Bupati No.524/5814 tentang Pengembangan Pakan Alternatif Mandiri untuk Mendukung Budi Daya Peternakan. Satu tahun kemudian tepatnya akhir 2019 upaya pengembangan pakan alternatif diperkuat melalui Surat Edaran Bupati No.520/6986 tentang Stasiun Pakan Isi Ulang Silase Mendukung Ketahanan Pakan Ternak di Gunungkidul. “Harapannya di setiap desa bisa membuat kelompok untuk memproduksi pakan ternak alternatif secara mandiri. Ini yang terus kami sosialisasikan ke masyarakat,” katanya.
Upaya pengembangan pakan ternak alternatif sudah dikembangkan di Dusun Buyutan, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari. Di desa ini melalui Kelompok Ternak Darwis Ayo Angon mengembangkan pakan ramah lingkungan berbahan baku dari dedauan, biji kopra, kulit kopi dan biji sawit untuk konsentrat pakan ternak. “Kami mendapat pendampingan dari UGM,” kata Ketua Kelompok Ternak Darwis Ayo Angon, Doni Fitrianta, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Fakta Uang Tunai Rp2,8 Milliar dan Pistol Baretta di Rumah Topan Ginting, Anak Buah Bobby Nasution
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Keputusan MK Pemilu dan Pilkada Dipisah, Ini Respons KPU Sleman
- Gratis! Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka Mulai Hari Ini 2 Juli 2025, Waktu Tempuh Hanya 10 Menit
- Jemaah Haji 2025 Asal Sleman: Kloter 65 SOC Pertama Datang di Bumi Sembada
- Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN-PPM UGM Korban Kapal Tenggelam Menunggu Pihak Keluarga
- Program Rumat Sampah dari Rumah Mampu Atasi Masalah Sampah di Purwokinanti Jogja
Advertisement
Advertisement