Advertisement
Politikus Gerindra Ini Desak Pemerintah Perhatikan Pelaku UMKM Terdampak Pandemi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Politisi Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya (DWS) menyoroti dampak pandemi Covid-19 bagi masyarakat ekonomi ke bawah yang perlu diperhatikan pemerintah. Menurut Danang, pemerintah harus memikirkan solusi masalah yang saat ini dihadapi masyarakat. Terutama saat pandemi Covid-19.
Menurutnya problem yang saat ini dihadapi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Seperti pelaku UMKM. Saat ini mereka kesulitan modal padahal di sisi lain tetap harus memenuhi kebutuhan hidupnya.
Advertisement
BACA JUGA : Politisi Gerindra Danang Wicaksana Maju Pilkada Sleman Lagi?
"Banyak pelaku UMKM yang masih kesulitan mengakses modal. Tidak jarang mereka terpaksa gali lobang tutup lobang untuk menutupi hutangnya hingga terjebak jerat rentenir," katanya usai berdialog dengan pelaku UMKM di Pakem, Sabtu (25/7/2020).
Ia menilai solusi yang dihadapi pelaku UMKM itu tidak terlalu sulit. Pemerintah dapat memudahkan akses permodalan untuk pelaku usaha mikro. Caranya, dengan mempermudah persyaratan dan menurunkan bunga serendah mungkin. Namun sebelum itu, pemerintah harus memiliki data yang memadai terkait jumlah pelaku usaha mikro yang perlu dibantu.
"Selain data yang valid juga penting dilakukan penataan, perlindungan dan pendampingan manajemen kepada pelaku UMKM," katanya.
BACA JUGA : Kader Bergejolak, PDIP Diminta Jelaskan Alasan Pemberian
Pria yang siap bertarung pada Pilkada Sleman mendatang ini juga menyorot biaya pendidikan yang dikeluarkan masyarakat justru bertambah selama pandemi Covid-19. Pasalnya, orang tua harus membeli kuota tambahan untuk menyelesaikan tugas-tugas anak selama menjalani pendidikan secara online.
Pria yang digadang-gadang akan maju Pilkada Sleman pada 9 Desember mendatang itu mengatakan, kelompok ekonomi lemah ini seharusnya mendapatkan porsi perhatian lebih dari pemerintah. "Misalnya persoalan pendidikan saat ini, bagaimana masalahnya tidak lagi menjadi beban masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah," katanya.
Lasmiyati, 46, pedagang minuman dawet di Terminal Pakem mengaku selama pandemi Covid-19 penjualan dawetnya turun drastis sejak 20 tahun terakhir. "Iya, selama empat bulan ini sepi sekali. Saya berjualan sudah duapuluh tahun, ini baru betul-betul terasa sepi," ungkapnya.
Ia siap ditata dan dibina asalkan demi kemajuan pelaku UMKM. Sebab selama ini pedagang seperti dirinya sering terpaksa meminjam uang untuk modal berdagang. Dia berharap, pelaku UMKM dapat lebih mudah mendapatkan akses pinjaman modal dengan bunga rendah.
"Tidak jarang pedagang kecil harus gali lubang tutup lubang saat membutuhkan modal berjualan. Kadang ada yang sampai pinjam ke rentenir dengan bunga tinggi karena terkendala syarat pengajuan pinjaman dari perbankan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement