Wisatawan Berdatangan, Ekonomi DIY Diprediksi Segera Membaik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Selama beberapa pekan terakhir sejumlah titik di Kota Jogja mulai terjadi kemacetan terutama di Kawasan menuju Malioboro. Kondisi ini jauh berbeda dengan beberapa bulan sebelumnya, lalu lintas terlihat sepi akibat pandemi. Ekonomi DIY mengalami kontraksi tajam di bawah DKI Jakarta dan Bali dengan minus 6,74% akibat corona.
Direktur Bank BPD DIY Santosa Rahmad menjelaskan faktanya memang demikian, bahwa perekonomian DIY terjadi penurunan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari pembangunan Yogyakarta Interna tional Airport (YIA) yang telah rampung ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19.
Advertisement
BACA JUGA : Pandemi Corona Picu Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi DIY
“Jadi ibaratnya sudah jatuh lalu tertimpa tangga, karena selama ada pandemi banyak proyek terpaksa dihentikan, akhirnya tidak ada perputaran belanja. Wisata terhenti, tidak ada peredaran wisatawan, pemasok barang dan jasa pun terhenti karena tidak ada permintaan,” ungkapnya dalam diskusi bertajuk Di Ambang Resesi, Potensi dan Kapasitas Bank Daerah dalam Pertumbuhan Ekonomi yang Minus, Jumat (5/9/2020) petang.
Namun Rahmad optimistis bahwa ekonomi DIY akan segera membaik dengan melihat banyak hal di lapangan. Antara lain, selama beberapa pekan terakhir Kota Jogja mulai terjadi kemacetan terutama di kawasan wisata meski belum seramai saat normal. Ia meyakini dari banyaknya peredaran manusia pasti ada yang membelanjakan uangnya di DIY.
Menurutnya Jogja masih menjadi magnet yang luar biasa besar bagi wisatawan untuk datang. Maka tak heran beberapa waktu lalu Jogja sempat menjadi trending topic di twitter. Belum lagi rencana mahasiswa yang akan datang ke Jogja.
BACA JUGA : Kontraksi Ekonomi: Jokowi Sebut DIY Minus hingga 6,74 Persen
“Prediksi saya ekonomi sudah mulai tumbuh, sekarang sudah mulai macet meski pun belum mendekati normal. Beberapa hari lalu trending topic di medsos, bahwa orang luar betapa ingin ke Jogja, kangen ke Jogja,” katanya.
Pihaknya pun turut berupaya menangkap peluang tersebut untuk memacu agar pertumbuhan ekonomi merangkak naik. Terutama memprioritaskan kepada pelaku UMKM agar bisa menangkap peluang tersebut dengan memberikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PEDE) “Ini harus dipersiapkan dan kami sudah memulai dengan memanggil pelaku UMKM,” katanya.
Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Amirullah Setya menyatakan DIY harus tetap optimistis meski pun pemerintah pusat menyatakan minus. Ia memperkirakan kondisi ini akan segera membaik mengingat jalanan Jogja mulai ramai sehingga menjadi pemicu adanya aktivitas ekonomi.
BACA JUGA : Kontraksi Ekonomi DIY Akibat Corona Terparah Ketiga
“Saya prediksi segera membaik, saat libur 17 Agustus kemarin saja Jogja sudah ramai sekali, tempat parkir banyak yang penuh, yang penting harus dipersiapkan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Semarak, Ratusan Atlet E-Sport Sleman Bertarung di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
- Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
- Senam Bersama dan Konser Musik Jadi Cara Heroe-Pena Gaet Suara Semua Kalangan
- Masa Tenang Pilkada 2024, Satpol PP Jogja Bidik 5.000 APK di Semua Wilayah
- InDrive Dorong Perubahan Sosial lewat Festival Film Alternativa
Advertisement
Advertisement