Advertisement

Harga Hotel di Jogja Naik 1.500%, PHRI Khawatirkan Citra Destinasi Wisata

Hery Setiawan (ST 18)
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 10:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Harga Hotel di Jogja Naik 1.500%, PHRI Khawatirkan Citra Destinasi Wisata Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Harga menginap di Jogja pada long weekend akhir Oktober ini melambung. Bahkan ada hotel yang menaikkan harganya hinga 15 kali lipat atau 1.500%.

Pengalaman susahnya mencari hotel pada long weekend dialami oleh Purwoko, 48, yang datang ke Jogja karena ingin menghadiri hajatan saudaranya. Sebenarnya, dia sudah lama booking hotel sekitar tiga pekan lalu karena memprediksi Jogja bakal dipadati wisatawan karena ada libur panjang.

Advertisement

“Saya pesan melalui traveloka. Seingat saya, saya check in pada Kamis. Tapi, ternyata saya pesannya baru mulai Jumat. Sehingga saya belum bisa masuk, sementara hotel juga sudah penuh,” ujar Purwoko, Jumat (30/10/2020).

Dia kemudian berusaha mencari hotel lainnya. Namun, banyak hotel bintang dua hingga bintang lima yang sudah penuh. Kalaupun ada, harganya sudah tidak wajar.

Baca Juga: Banyak Wisatawan di Pantai Bantul Copot Masker, Bilang Anginnya Kenceng!

“Ada hotel di Jalan Solo yang biasanya jual Rp500.000 hingga Rp600.000, semalam saya cek harganya Rp8 juta lebih. Sudah naik lebih dari 1.500 persen. Hotel lain juga sudah penuh,” ungkap Purwoko.

Dia tak habis pikir ada hotel yang menaikkan harga hingga lebih dari 1.000 persen. “Kalau naiknya lima kali lipat dari harga normal sih masih lumrah. Mungkin ini kesempatan bagi hotel untuk mendapatkan keuntungan besar setelah kemarin sempat lesu,” kata dia.

Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia [PHRI] DIY, Deddy Pranawa Eryana menegaskan tak ada alasan bagi hotel menaikkan tarif sewa secara drastis, meskipun bertepatan dengan masa libur panjang. Sebab, hal itu tak hanya memberatkan konsumen, tapi juga merusak citra hotel serta destinasi wisata itu sendiri.

“Apapun alasannya bila menaikkan sampai tidak wajar adalah ‘Aji Mumpung’ dan itu sangat tidak baik bagi citra hotelnya dan juga destinasinya,” terang Deddy, sapaannya kepada Harian Jogja, Sabtu (31/10/2020).

Baca Juga: Bantul Diterjang Hujan dan Angin Kencang, 7 Rumah Rusak

Deddy melanjutkan, PHRI DIY belum menerima laporan menyangkut ulah pengelola hotel yang mengerek harga setinggi langit. Deddy juga belum mendapat informasi terkait lokasi hotel tersebut, begitu pula dengan status keanggotannya di PHRI DIY. Ia meminta kepada pengelola hotel agar senantiasa memberikan pelayanan terbaik. Tak lupa, pengelola hotel juga wajib menjaga protokol kesehatannya dengan ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Program Desa Bersih Narkoba Bisa Menggunakan Dana Desa

News
| Selasa, 23 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement