Advertisement
Jumlah Sampel Covid-19 yang Diperiksa di DIY Melorot

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Sampel harian spesimen Covid-19 yang diperiksa di DIY selama beberapa waktu terakhir menurun, namun masih tetap di atas angka standar rekomendasi organisasi kesehatan dunia atau WHO.
Berdasarkan data Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DIY rata-rata sampel harian yang diperiksa di angka 600-700 sampel dari sebelumnya mencapai 800-1.000 sampel harian.
Advertisement
Setidaknya sejak sepekan terakhir sampel harian rata-rata 600 sampel. Sebelumnya pada akhir April sampai awal Mei lalu sampel harian bisa mencapai 800-1.000 sampel.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan DIY selama ini dalam pemeriksaan sampel selalu di atas angka rekomendasi WHO, yakni 10% dari total penduduk DIY selama sepekan. Jumlah penduduk DIY sebanyak 3.882.288. Rekomendasi WHO minimal sampel yang diperiksa harian sebanyak 555 sampel atau mingguan sebanyak 3.882.
Sementara sampel yang diperiksa DIY sudah di atas rekomendasi WHO. Misalnya dalam pekan lalu sampel mingguan dari 10-16 Mei sampel yang diperiksa mencapai 4.305 sampel, sementara harian di atas 555 sampel.
“Kita selalu sudah bisa dalam satu minggu 10 persen dari jumlah penduduk. Sudah dilakukan konsisten, terkadang lebih terkadang pas, bahkan lebih terus di DIY. Jadi selama ini kita konsisten memenuhi standar WHO satu minggu minimal 10 persen,” kata Baskara Aji, di Kompleks Kepatihan, Rabu (19/5/2021).
Baskara Aji mengaku tidak mengetahui daerah mana yang dimaksud Menteri Kesehatan yang menurunkan angka pemeriksaan sampel untuk memenuhi zona hijau. Yang pasti, kata Baskara Aji, bukan DIY yang dimaksud, karena DIY sudah melebihi angka standar WHO. “Kita lakukan [pemeriksaan sampel] minimal 10 persen dalam waktu satu minggu,” ujar dia.
Lebih lanjut Baskara Aji mengatakan selama ini testing yang dilakukan berdasarkan tracing kontak positif Covid-19 dan juga tes secara acak. Namun tes acak yang dilakukan mengarah pada kelompok-kelompok tertentu yang dimungkinkan terjadi penularan atau tidak sembarang tes acak.
Misalnya, “Yang kita lakukan strategi sampel saja. Habis lebaran sampelnya ditempat kemarin mudik atau tempat wisata. Acak saja yang kira kira kena, kalau sudah jelas [tidak ada penularan] dites cuma ngokehi tes saja [percuma],” ujar Baskara Aji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN-PPM UGM Korban Kapal Tenggelam Menunggu Pihak Keluarga
- Program Rumat Sampah dari Rumah Mampu Atasi Masalah Sampah di Purwokinanti Jogja
- Tabrakan Mobilio vs Fortuner di Jalan Nasional di Gunungkidul, Seluruh Penumpang Dilarikan ke Rumah Sakit
- Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
Advertisement
Advertisement