Wisatawan Diwajibkan Naik Jip, Asosiasi: Ini yang Bikin Petilasan Mbah Maridjan Sepi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Pegiat Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Timur Bambang Sugeng mengatakan persoalan yang dikeluhkan oleh wisatawan tersebut bukan persoalan baru. Ia menyebut hal itu dilakukan perseorangan dan tidak berkaitan dengan asosiasi jip.
"Pihak jip tidak berkaitan dengan hal itu. Jip lepas dari itu semua. Jadi tidak ada hubungannya," kata Bambang ketika dihubungi awak media pada Senin (31/5/2021).
Advertisement
Sebelumnya seorang wisatawan mempertanyakan keharusan menyewa kendaraan jip untuk menuju Petilasan Mbah Maridjan di Lereng Merapi.
BACA JUGA : Saudara Mbah Maridjan Ini Masih Tetap Rajin Kunjungi
Keluhan itu disampaikan oleh wisatawan dengan akun Iqbal Basyari ke salah satu grup Facebook pada Minggu (30/5/2021) sekaligus melalui akun Twitternya @iqbalbasyari. Cuitan di Twitter ini sempat diposting ulang oleh sejumlah akun lain sehingga ramai dibicarakan warganet.
Dalam tulisannya, Iqbal mengaku tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju Petilasan Mbah Maridjan. Orang-orang setempat ia sebut menyetopnya 1,5 kilometer sebelum Kinahrejo dan memaksanya untuk naik jip jika ingin lanjut ke Petilasan Mbah Maridjan.
"Biaya sewa 350-500 ribu, itu pun bentuknya tour bukan ngantar ke tempat yang mau saya tuju. Sekitar 20an menit saya lihat jalanan boleh dilewati motor, truk, dan jeep. Ketika saya tanya ulang petugas, dia jelaskan kalau semua yang naik harus pakai Jeep sehingga saya putuskan batal ke tempat mbah Marijan," tulis Iqbal dalam postingan di salah satu grup Facebook.
BACA JUGA : Erupsi Sudah Dekat, Ini Tanda-Tandanya Menurut Juru Kunci
Terkait hal itu Bambang Sugeng menyebut keberadaan pihak yang mencegat wisatawan untuk parkir dan memaksa mereka menaiki jip atau ojek untuk melanjutkan trip akan membunuh objek wisata Mbah Maridjan dan destinasi unggulan lainnya. Sebab, hal itu membuat wisatawan justru tidak jadi mendatangi lokasi wisata tersebut.
"Inilah yang bikin wisata legend Mbah Maridjan bisa habis seperti itu. Sekarang kan sepi banget," ujarnya.
Bambang menggarisbawahi jika penyewaan jip oleh asosiasi akan membawa wisatawan tidak hanya pada satu destinasi, melainkan sejumlah lokasi. Misalnya, dalam satu paket jip wisata, wisatawan akan diantar ke Stonehenge, Museum Sisa Hartaku, Batu Alien, Bunker, dan Petilasan Mbah Maridjan.
"Jadi tidak hanya khusus ke Mbah Marijan. Melainkan ke destinasi wisata baik di Umbulharjo maupun Kepuharjo," terangnya.
Ia juga memastikan jika jalan tersebut merupakan jalan umum dan bisa dilalui kendaraan wisatawan. Saat ini, keluhan tersebut akan ditindaklanjuti melalui koordinasi antara Forkompimda dengan pihak terkait. Bambang berharap dengan duduk bersama, maka tak ada lagi kejadian pemaksaan terhadap wisatawan yang berpotensi menimbulkan citra negatif obyek wisata di Lereng Merapi.
BACA JUGA : Kisah Penunggu Lereng Merapi: Yakin Ada Sosok yang
"Wisatawan tadinya datang mau melihat pemandangan, tapi baru datang belum turun dari kendaraan pun sudah ditawari seperti itu," ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suci Iriani Sinuraya mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penelusuran terhadap permasalahan yang ramai dibahas di media sosial tersebut.
"Kami akan adakan rapat koordinasi lintas pihak terkait dengan tindak lanjut hal ini ke depannya," ujar Suci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Sita Rp7 Miliar dari OTT Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon Akan Upayakan Pemulangan Manuskrip Kraton Jogja Tersimpan di Inggris
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Pekan Terakhir November 2024
- Tugas Resmi Berakhir, Ini 5 Keberhasilan yang Diraih PJs Bupati Sleman
- Update Terbaru Pembangunan Tol Jogja-Solo, Konstruksi Ruas Trihanggo-Junction Sleman Capai 39,11 Persen
- Satpol PP Sleman Fokus Bentuk Omah Jaga Warga di Tiap Kalurahan
Advertisement
Advertisement