Advertisement
Lakukan Pemulasaran Jenazah Covid-19 Tanpa Prokes, Warga Bantul Terpaksa Isoman
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Sejumlah warga di salah satu padukuhan di Srigading, Sanden, terpaksa menjalani isolasi mandiri untuk beberapa waktu ke depan. Pasalnya warga kedapatan melakukan pemulasaran jenazah suspek Covid-19 tanpa prokes.
Panewu Sanden, Bangun Rahina, telah memerintahkan penanggung jawab Dukuh untuk mengimbau warga yang sempat datang ke pemulasaran hingga pemakaman jenazah melakukan isolasi mandiri. "Kami perintahkan PJ Dukuh untuk mengimbau mereka yang bersentuhan saat pemulasaran jenazah untuk di-dopping multivitamin kemudian disuruh istirahat yang cukup. Kemudian makan yang bergizi, mudah-mudahan mereka tidak tertular," tuturnya Kamis (1/7/2021).
Advertisement
BACA JUGA: Delapan Pasien Covid-19 di Kulonprogo Meninggal Saat Isolasi di Rumah
Mulanya warga tidak tahu kalau jenazah yang dimakamkan suspek. Pasca pemakanan, baru diketahui jenazah sebelumnya positif swab antigen dan menunggu hasil PCR. "Sebenarnya dia [almarhum] kan sudah tes antigen, antigen hasilnya positif. Itu kalau dari waris itu menyampaikan hal itu kepada masyarakat, pastinya pemakaman itu dilaksanakan secara prokes. Tapi mungkin ahli waris tidak menyampaikan itu sehingga dilakukan [pemulasaran] biasa," tambahnya.
"Setelah itu [pemakaman] malam-malam disampaikan pak lurah. Ternyata [jenazah] itu hasilnya positif antigen, sementara menunggu hasil swabnya belum keluar. Kalau itu nanti keluar positif, berarti kan jenazah membawa virus juga, waktu meninggal suspek," terangnya.
Dijelaskan Bangun, almarhum sebenarnya sempat dibawa ke rumah sakit karena sakit. Di sana diketahui swab antigennya positif dan menunggu hasil PCR. Tetapi tak berselang lama, almarhum dibawa pulang ke rumah dan meninggal di rumah. "Saya kurang tahu apakah karena biaya atau karena apa dia harus di bawa pulang ke rumah. Waktu dibawa pulang masih hidup, meninggalnya di rumah," imbuhnya.
"Antigennya 28 Juni, meninggalnya 30 Juni. Antigen hasilnya langsung keluar. PCR sampai sekarang belum. Karena memang untuk PCR laboratoriumnya penuh terus," ujarnya.
Insiden ini menurut Bangun murni miskomunikasi keluarga. "Murni miskomuniasi keluarga. Mungkin keluarga sendiri tidak menyampaikan [kepada warga] karena masih tes antigen. Sehingga masyarakat menganggap karena tidak ada pemberitahuan dari keluarga meninggalnya bukan karena itu [Covid-19]," tuturnya.
Saat ini sejumlah warga diminta isolasi mandiri dan menjaga kesehatan. Kalurahan pun mengirimkan multivitamin kepada warga isolasi. "Sekarang baru pendataan, karena memang hari ini teman-teman Puskesmas masih vaksinasi di Gadingsari. Kemudian nanti siang atau besok dilakukan tracing kepada warga yang pemulasaran jenazah terus yang pemakaman juga," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Jogja Digagalkan, Kemenkumham DIY
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
- Polda DIY Siapkan Antisipasi Lalu Lintas Selama Libur Lebaran 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
Advertisement
Advertisement