Advertisement
Bendera Raksasa Dikibarkan di Lereng Merapi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Erupsi Merapi dan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan nasionalisme warga lereng Merapi. Hal ini ditandai dengan pengibaran bendera raksasa di bukit Klangon, Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Selasa (17/8/2021).
Sang saka berukuran 6x9 meter itu dikibarkan sekira pukul 10.00 WIB, dengan upacara yang diikuti oleh 60 orang meliputi perangkat Kalurahan Glagaharjo, relawan Komunitas Siaga Merapi (KSM), Pokdarwis Glagaharjo, Polsek Cangkringan, dan Danramil Cangkringan.
Advertisement
Upacara dipimpin oleh Kapolsek Cangkringan AKP Nidia Ratih. Ia menjelaskan pengibaran bendera ini untuk memperingati perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan di lereng Merapi. “Yang memprakarsai dulu tiga tahun yang lalu Dandim 0732 Sleman. Tradisi ini kami lanjutkan,” ujarnya.
Ia menyampaikan sesuai tema dari pemerintah, yakni Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh, pada hari kemerdekaan ini diharapkan masyarakat khususnya warga Cangkringan bisa tangguh dan tumbuh. “Baik dalam perdagangan maupun wisata, karena itu aset yang sedang kami giatkan,” katanya.
Pengibaran bendera ini dilakukan di tengah kondisi gunung Merapi yang tengah erupsi dan pandemi Covid-19 yang masih cukup tinggi sehingga wisata Bukit Klangon belum dibuka. Meski demikian, dipastikan pelaksanaan upacara tetap berlangsung aman dengan jarak dari puncak Merapi 4 km dan peserta upacara terbatas.
Lurah Glagaharjo, Suroto, menuturkan kali ini merupakan keempat kalinya pengibaran bendera di bukit Klangon. Pada tahun-tahun sebelumnya, bendera dikibarkan menyongsong 17 Agustus, namun tahun ini pengibaran tepat pada 17 Agustus. “Dari warga ikut memeriahkan hari ulang tahun RI ke 76 ini,” ungkapnya.
Glagaharjo memiliki nilai historis terkait kemerdekaan Indonesia. Ia menceritakan pada masa pendudukan Jepang, terjadi pertempuran di tempat ini yang kemudian dimenangkan oleh rakyat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya empat Gua Jepang di sisi barat bukit Klangon.
Gua Jepang akan dikembangkan menjadi wisata sejarah dan dijadikan satu paket dengan wisata bukit Klangon. Namun untuk saat ini karena masih terbentur dengan pandemi dan erupsi maka masih perlu menunggu kondisi membaik.
“Nanti kami akan bekerja sama dengan masyarakat. Di situ juga istimewa karena sumber air Glagaharjo dari situ, di tengah Gua Jepang. sumber mata air itu menghidupi satru Kalurahan Glagaharjo dan tiga Kalurahan di Kemalang, Klaten,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Se-Sulawesi Berbagi Tanggung Jawab Selesaikan RDTR
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
Advertisement
Advertisement