Gunungkidul Bebas Malaria Sejak 2014
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan kabupatennya telah bebas malaria sejak 2014 lalu. Meski demikian, masyarakat tetap diminta mewaspadai ancaman penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Diah Prasetyorini mengatakan, di wilayah Kulonprogo masih ditemukan kasus malaria. Meski demikian, untuk Gunungkidul sudah dinyatakan bebas karena kasus terakhir terjadi di 2014 lalu.
Advertisement
“Statusnya sudah bebas malaria sejak lama,” katanya, Selasa (29/3/2022).
Meski demikian, ia tidak menampik di 2019 lalu ada warga yang teridentifikasi tertular malaria. Hanya saja, hasil penelitian epidemiologi dipastikan bahwa penularan bukan terjadi di Gunungkidul. “Kasusnya impor karena ada warga Gunungkidul sedang berada di luar daerah kemudian pulang kampung dan terjangkit penyakit ini,” katanya.
Diah memastikan upaya pencegahan agar temuan kasus tidak ada lagi terus dilakukan. Selain terus menyosialisasikan ke masyarakat, upaya program eliminasi malaria juga dilaksanakan.
Baca juga: Viral Bendera Merah Putih Berkibar Terbalik di Kantor Dinas
Program ini untuk menghentikan laju penularan di wilayah geografi tertentu. Adapun langkahnya dengan mendiagnosa, memberikan terapi serta penyelidikan epidemiologi. “Partisipasi dari masyarakat juga sangat penting, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah sehinga tidak jadi sarang berkembang biak nyamuk,” katanya.
Diah menambahkan, hasil penelitian dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY di 2021 menyatakan, ada nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit malaria. Meski demikian, potensi ini tidak menjadi ancaman apabila nyamuk tersebut tidak menggigit warga yang pernah tertular malaria.
“Selama tidak menggigit aman, tapi kalau sudah menggigit warga yang terjangkit dan menggigit warga lainnya maka bisa menularkan,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Abdul Azis. Menurut dia, kasus malaria sudah lama tidak ditemukan di Bumi Handayani.
Meski demikian, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada akan potensi penularan. Salah satu pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan. Upaya pencegahan tidak berbeda jauh dengan pencegahan penyakit demam berdarah seperti mengubur, menguras dan menutup bak-bak yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Kebersihan lingkungan harus dijaga dan terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta makan-makan bergizi. Jangan lupa rajin berolahraga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Minggu 24 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Minggu 24 November 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Minggu 24 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu Minggu 24 November 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal SIM Keliling Sleman Pekan Terakhir Bulan November 2024
Advertisement
Advertisement