Advertisement
6 Kasus Aktif Malaria di Kulonprogo, Dinkes Tingkatkan Kewaspadaan

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mencatat terdapat enam kasus aktif malaria di wilayahnya pada Selasa (14/5/2024). Semua kasus malaria yang masih ditangani Dinkes Kulonprogo itu berasal dari luar daerah.
Kepala Dinkes Kulonprogo Sri Budi Utami pada Selasa (14/5/2024) menjelaskan telah meningkatkan kewaspadaan terhadap malaria itu. Kebanyakan kasus malaria di Kulonprogo terjadi di kawasan Menoreh, seperti Kapanewon Girimulyo, Kokap, dan Samigaluh.
Advertisement
BACA JUGA: 25 April Jadi Hari Malaria Sedunia, Ini Sejarah dan Superfood Pencegah Penyakit Ini
Sri Budi menerangkan kasus malaria yang terdeteksi di wilayahnya ini terjadi saat korban berada di luar daerah. "Penularannya bukan di Kulonprogo, tapi saat di luar daerah. Lalu korban pulang ke Kulonprogo dan menyadari terjangkit malaria," jelasnya.
Hingga kini belum ada kasus penularan malaria di Bumi Binangun, jelas Sri Budi, dimana kasus impor ini langsung ditangani dengan baik. Pengecekan yang dilakukan Dinkes Kulonprogo menemukan hasil belum ada penularan langsung di wilayahnya.
Koordinasi dan kerja sama penanganan malaria dengan Pemkab lain, lanjut Sri Budi, juga dilakukan Pemkab Kulonprogo. Seperti dengan Pemkab Purworejo dan Magelang, terbaru ada perjanjian kerja sama antara Kapanewon Girimulyo dan Kecamatan Kaligesing, Purworejo terkait pencegahan malaria ini.
Upaya kerja sama pencegahan malaria dengan daerah lain itu, menurut Sri Budi, efektif untuk mengeliminasi jumlah kasus. "Bisa saling berbagi sumber daya, termasuk alat dan lainnya. Kami juga lewat kerja sama ini mendorong peran aktif masyarakat dalam pencegahannya," terangnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Arief Musthofa menjelaskan pihaknya berkomitmen dalam penanganan malaria ini dibuktikan dengan Perbup No.67/2013 tentang Eliminasi Malaria. Selain itu juga sudah terbentuk tim penanganan khusus malaria di Kulonprogo.
Kerja tim khusus ini juga terus dimaksimalkan dalam pencegahan dan penanganan kasus malaria. "Pada 2023 kemarin kami berhasil mendapat sertifikasi eliminasi malarian dari Kemenkes," ujarnya.
Penanganan malaria di Kulonprogo, jelas Arief, juga sudah dijalankan dengan baik dengan pengujian darah kapada orang yang terindikasi. "Bahkan pengecekan dilakukan dua kali untuk memberikan kepastian, setelah hasil positif tentu perawatan dilakukan intensif, obat-obatan juga sudah memadai," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jual Ayam Hidup Dibawah Rp18.000 Per Kilogram, Satu Perusahaan di Sanksi Oleh Kementan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Anak Tidak Sekolah Usia SMA di Kulonprogo Mencapai 329, Ini yang Akan Dilakukan Balai Dikmen
- Optimalisasi Penggunaan SIM Linmas Terus Didorong
- Pemkot Jogja Siagakan Armada dan Tambahan Personel Atasi Sampah di Masa Liburan
- Pasar Seni Gabusan dan Pasar Hewan di Bantul Belum Tersentuh E-Retribusi
- Pengoperasionalan Koperasi Merah Putih di Gunungkidul Tunggu Launching di Tingkat Nasional
Advertisement
Advertisement