Advertisement

Santriwati Ukir Prestasi, MA Miftahunnajah Buktikan Peran Santri pada Ekonomi Nasional

Arief Junianto
Selasa, 12 April 2022 - 15:20 WIB
Arief Junianto
Santriwati Ukir Prestasi, MA Miftahunnajah Buktikan Peran Santri pada Ekonomi Nasional Santriwati Afifah Tsabita Zahra Salsabila, Aisyah Qurrota Ayuni Kamsah, dan Salsabila Nurul Karimah menunjukkan sertifikait mereka. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Santriwati Pondok Pesantren Modern Madrasah Aliyah Miftahunnajah Sleman menjadi juara harapan II pada Video Business Simulation Games Competition yang diselenggarakan Prodi Akuntansi Program Sarjana, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia, pada 31 Maret 2022 secara full daring.

Mereka bersaing dengan 11 sekolah lain yang berasal dari Jakarta Utara, Magelang, Kediri, Jogja, dan juga Malang.

Advertisement

Para santriwati berprestasi itu adalah Afifah Tsabita Zahra Salsabila, 16; Aisyah Qurrota Ayuni Kamsah, 17; dan Salsabila Nurul Karimah, 15.

BACA JUGA: Polisi: Hampir Semua Sekolah di Jogja Punya Geng Pelajar, Sebagian Brutal

Untuk menyabet juara, para santri harus berupaya lebih, pasalnya selain mempelajari ilmu sains, segudang kegiatan pembelajaran khas seperti setoran hafalan, pengkajian kitab agama bahkan kegiatan domestik seperti mencuci wadah makan, serta baju sendiri sebagai bentuk pendidikan tanggung jawab dan kemandirian.

Namun, semua itu bukan menjadi penghalang. Sebaliknya, padatnya kegiatan pembelajaran justru memacu suasana kompetitif.

“Di pesantren, mereka punya segudang aktivitas pembelajaran saintifik dan keagaman, dan orang-orang yang padat kegiatan produktif seharusnya adalah orang-orang yang terbaik dalam manajemen waktunya,” ujar Brigade Izzudin Al Qassam, guru pembimbing kelompok tersebut melalui rilis, Selasa (12/4/2022).

Dalam Video Business Simulation Games Competition, para santriwati dampingannya mengelola sebuah organisasi bisnis, bukan sekadar dagang.

BACA JUGA: Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo Mulai Merambah ke  Tamanmartani

Pasalnya, kata dia, berdagang identik dengan peran personal owner yang tidak bisa dilepaskan dari usahanya alias tidak ada owner bisnis tidak jalan. Sementara yang dikelola santriwatinya berada pada level yang berbeda.

“Lewat divisi-divisi yang dibagi berdasar fungsi yang spesifik seperti pergudangan atau pemasaran, para santri memperlukan sudut pandang yang lebih luas dan jangka panjang melampui rutinitas dagang, dan para santriwati telah membuktikan diri mampu melewati kompleksitas tersebut, ini pencapaian,” kata Izzudin.

Itulah sebabnya, imbuh dia, pekerjaan rumah (PR) kaum santri dan pesantren saat ini adalah bagaimana mereka bisa menjadi motor bagi perekonomian nasional.

“Prestasi-prestasi kewirausahaan ini sebagai pertanda baik karena kaum santri dan pesantren memiliki sejarah panjang dalam perekonomian Tanah Air. Jika dulu, pada 1905 Sarekat Dagang Islam (SDI) nertujuan memajukan perdagangan nasional agar dapat bersing dengan Barat maupun Timur. Maka tidak ada bedanya dengan hari ini di mana seharusnya perekonomian nasional dimotori oleh kaum santri dan pesantren sebagai organisasi yang paling dekat dengan rakyat, jika dulu bisa sekarang juga saya yakin bisa.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement