Antisipasi Penyakit Kuku Mulut, Peternak Srandakan Siapkan Kandang Khusus Karantina
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Beragam upaya pencegahan mulai dilakukan peternak menghadapi potensi ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Sanitasi kandang makin digiatkan hingga penyiapan kandang karantina bagi hewan ternak yang datang dari luar daerah.
Bak pasien kasus Covid-19, ternak yang datang ke kandang Kelompok Ternak Pandan Mulyo, Ngentak, Poncosari, Srandakan rencananya bakal diisolasi terlebih dahulu untuk mengantisipasi adanya PMK yang mungkin terbawa ternak yang baru datang.
Advertisement
BACA JUGA: Kejar Ketertinggalan, PTM Terbatas di Bantul Mulai Digelar
Ketua Kelompok Ternak Pandan Mulyo, Jumadi menerangkan ada kandang ternak kosong yang nantinya dapat diisi 10 sapi yang baru datang dari luar daerah.
"Di kelompok sini belum ada apa-apa [PMK]. Cuma untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kalau misalnya ada hewan baru datang dari pasar atau datang dari liar harus di karantina disendirikan dulu jangan sampai berkumpul dengan yang lain," kata dia, Minggu (15/5/2022).
Hewan ternak yang baru datang akan diisolasi selama sekitar 7-14 hari. Selama proses isolasi Jumadi akan melihat ada tidaknya gejala yang mungkin muncul bila hewan ternak pendatang ternyata tidak sehat. "Sementara belum ada [sapi yang di karantina], karena belum ada yang beli, kasarannya," ujarnya.
BACA JUGA: Kondisi Truk Sampah Dipersoalkan Warga, Pemkab Bantul: Armada Kami 100% Layak
Kandang-kandang kelompok ternak yang kosong nantinya bisa dialokasikan untuk karantina hewan ternak pendatang. Kandang ukuran besar bahkan bisa memuat banyak sapi untuk menjalani karantina. "Ya lima sampai 10 ekor bisa [kapasitas isolasi]," ujar dia.
Peternak kambing Babakan, Poncosari, Srandakan, Agus Sriyono juga meningkatkan intensitas kebersihan kandang. Penyemprotan kandang dengan desinfektan juga dilakukan berkala menghindari potensi PMK.
"Kami rutin mengecek kesehatan lewat pelayanan terpadu buat sapi dan kambing kita sudah jadwalkan," ujar Kepala Padukuhan Babakan tersebut.
"Rasa waswas ada, cuma kami ada program khusus untuk program pencegahan itu. Jadi kami jadwalkan pemeriksaan hewan ternaknya secara rutin," tambahnya.
Agus yang juga ikut mengawal budi daya sapi milik BUMKal Babakan juga menambahkan bila pemeriksaan dari Puskeswan terdekat sudah diadakan kepada hewan ternak di Babakan. Dokter hewan juga teleh menyampaikan sosialisasi dan arahan terkait dengan PMK.
Adanya PMK berdampak pada harga-harga ternak. Agus menuturkan harga ternak jauh turun dan berdampak juga pada peminat. "Apalagi untuk yang domba sama kambing itu, karena susah jual ke luar wilayah jadi mungkin harganya jauh dibanding kemarin-kemarin," terangnya.
Dalam kondisi semacam ini, Agus lebih memilih menahan hewan-hewan ternaknya ketimbang kudu menjual dalan kondisi harga rendah. Turunnya harga merupakan kombinasi periode waktu, wabah PMK dan tersendatnya keluar masuk hewan ternak. "Yang dari Jatim [Jawa Timur itu enggak bisa keluar, terus yang kami mau masuk ke Jatim juga susah. Sedangkan di sini, Jogja, masuknya ke Jawa Timur," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
- Kapanewon Gamping Sleman Bentuk Satgas Pengelolaan Sampah
- Santer Kabar Ratusan Kader Membelot, Begini Penjelasan DPD PAN Sleman
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
Advertisement
Advertisement