Krisis Ternak! Jual-Beli di Pasar Hewan Ambarketawang Menurun Drastis
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Sudah sempat meningkat untuk keperluan kurban pada awal Mei lalu, aktivitas jual-beli ternak di pasar hewan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, kini menurun drastis. Dalam sehari, tak sampai 200 ekor sapi diperjualbelikan di pasar hewan terbesar di Sleman ini.
Kepala UPTD Pasar Hewan Ambarketawang, Yuda Andi Nugroho, menjelaskan berdasarkan instruksi dari Pemkab Sleman, Pasar Hewan Ambarketawang saat ini masih beroperasi, walau dengan tingkat aktivitas jual-beli yang jauh menurun, terutama menjelang Idul Adha ini.
Advertisement
“Kalau dibanding awal [wabah PMK] kemaren ini turun hampir 60 persen. Puncaknya [peningkatan jual-beli] di awal Mei, yang masuk sekitar 400 sapi. Hari ini 200 gak ada. Jadi penurunan sangat drastis,” ujarnya, Jumat (10/6/2022).
BACA JUGA: Jembatan Kretek II di Parangtirtis Hampir Rampung
Saat ini, kisaran harga hewan kurban untuk sapi, harga standar berkisar Rp20 juta-Rp23 juta. Untuk hewan kurban memang tidak menggunakan hitungan berat hidup karena bisa lebih dari Rp60.000 per kg daging hidup. Sementara untuk sapi non kurban seperti betina atau pedet harganya masih sekitar Rp45.000 per kg daging hidup.
Harga untuk sapi kurban ini menurutnya memang mengalami peningkatan di tengah wabah PMK ini. Sementara untuk harga sapi betina dan pedet justru sedikit menurun. “Kalau betina dan pedet menurun karena rentan penularan. Beberapa kasus sampai mati kalau pedet,” katanya.
Merebaknya wabah PMK membuat lalu lintas ternak pun menurun drastis. Di Pasar Hewan Ambarketawang biasanya mendapat suplai banyak dari daerah Jawa Timur terutama Madura. “Biasanya momen kayak gini 3-4 truk masuk,” katanya.
Namun saat ini lalu lintas ternak dari Jawa Timur ditutup sehingga ternak yang masuk hanya dari sekitar Jawa Tengah seperti Magelang dan Kebumen. Menurutnya sudah banyak peternak yang khawatir dengan penularan ini sehingga memilih menghindari pasar karena bisa menjadi sumber penularan.
Untuk pengawasan dan antisipasi penularan, setiap hari pasaran ada penyemprotan disinfektan dan pengecekan kesehatan dari petugas puskeswan. Pasar Hewan Ambarketawang masih akan beroperasi hingga menjelang hari raya kurban sembari menlihat perkembangan situasi dan arahan Pemkab Sleman.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Nawangwulan, menuturkan masih dibukanya pasar hewan dan menerima ternak dari daerah luar dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat yang sedang meningkat menjelang idul Adha.
“Di lalu lintas sebenarnya bisa sebarkan virus. Bukan maklum, tapi mengingat kondisi saat ini hampir semua mencari hewan kurban sehingga kenapa kita tidak menutup pasar. Dari ketersediaan kami 60% sehingga tetap datangkan dari luar tapi dengan prokes,” katanya.
Di Sleman terdapat dua pos lalu lintas ternak yakni di Tempel dan Ngemplak yang menjadi kewenanganan Pemda DIY. Pengawasan dari Pemkab Sleman diefektifkan di pasar hewan seperti Ambarketawang, Jangkang, Turi, serta pasar tradisional yang melayani transaksi ternak seperti Cebongan, Ngino dan Godean.
Semua ternak diwajibkan memiliki surat keterangan sehat hewan (SKKH). “Kemudian kalau ada gejalan klinis kami periksa, kalau memang menunjukkan arah PMK kami isolasi. Disinfeksi sebelum ternak datang dan saat ditemukan gejala,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Selesai Mencoblos untuk Pilkada Jakarta, Ini Harapan El Rumi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sejumlah Ormas dan Mahasiswa Kembali Suarakan Tolak Peredaran Miras di DIY
- Polres Bantul Terjunkan 1.330 Personel Pengamanan pada Hari Pencoblosan Besok
- Bayi Laki-laki Ditemukan dalam Kondisi Hidup di Jembatan Widuri Bantul
- Personel Shaggydog Suarakan Penolakan Perdagangan Daging Anjing di Jogja
- Disdikpora Bantul Siapkan Data Siswa untuk Program Makan Bergizi Gratis
Advertisement
Advertisement