Padat Karya Digelar Lagi di Bantul, Segini Jumlah Titik yang Disasar
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) kembali menggulirkan program padat karya tahun ini. Program ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Kepala Disnakertrans Bantul, Istirul Widilastuti mengatakan ada 215 titik atau paket program padat karya tahun ini yang tersebar di sejumlah kapanewon.
Advertisement
Dari jumlah tersebut 116 titik dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dan 99 titik dibiayai dari APBD Bantul.
Sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup), kegiatan padat karya untuk pengerasan jalan, corblok, saluran irigasi tersier, bangket jalan, atau drainase, serta bangunan yang bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat.
Sebut saja misalnya pembangunan los pasar, atau bangunan untuk nambah kemeriahan atau serapan di pariwisata seperti pendopo atau gazebo.
“Program ini digulirkan kembali tahun ini dengan harapan dapat mendongkrak perekonomian warga, terlebih masih dalam kondisi pandemi Covid-19 sehingga ada warga yang diputus hubungan kerja [PHK] atau yang tidak bisa bekerja,” kata Istirul, Jumat (10/6/2022).
Menurut dia, Padat Karya merupakan program yang cukup efektif dalam menambah pendapatan masyarakat. Pasalnya, semua pekerjaan fisik dalam padat karya langsung dikerjakan oleh warga sehingga warga mendapat bayaran dari program tersebut.
Masing-masing titik atau paket padat karya bisa mempekerjakan 26 orang dari paket yang dibiayai APBD Bantul dan 52 orang dari paket yang dibiayai dari APBD DIY.
"Kalau pun jumlahnya berbeda-beda setiap titiknya karena nilai padat karya yang dibiayai BKK per titik Rp180 juta, sementara dari APBD Bantul Rp100 juta per titik," kata Istirul.
Adapun lama pengerjaan proyek padat karya di semua titik adalah 18-21 hari. Masing-masing pekerja akan mendapat bayaran per hari Rp70.000 untuk pekerja, Rp80.000 untuk tukang, dan Rp90.000 untuk ketua kelompok.
Dengan adanya bayaran tersebut diharapkan warga dapat membelanjakan dari hasil upah padat karya ke warung-warung di sekitar sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Penekanan kami memang untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dengan kriteria terutama yang menganggur apalagi dalam masa pandemi ada saudara di PHK, putus kontrak untuk bisa kerja memberikan pendapatan meski sifatnya sementara, kalau fisik mengikuti merupakan tujuan tapi tujuan kedua, ketika sudah terbangun infrastruktur lalu lintas lancar dan memperlancar perputaran roda perekonomian,” ujar Istirul.
Dia berharap di masa pandemi ini masyarakat tetap survive untuk memnuhi kebutuhan pribadi, kemudian warung sekitar juga laku.
Selain mendapatkan upah langsung dari padat karya, infrastruktur juga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sehingga padat karya ini memiliki dua keuntungan, yakni masyarakat mendapat penghasilan dan infrastrukturnya juga terbangun.
“Dengan pembangunan melalui padat karya ini diharapkan dapat memudahkan arus lalu lintas warga sehingga berdampak pula untuk meningkatkan perekonomian bagi warga sekitar,” ucap Istirul.
Program padat karya ini diselenggarkan serentak bulan ini mulai 21 Juni dan 27 Juni. Saat ini sudah dalam proses pengiriman material bangunan ke masing-masing titik padat karya.
Diharapkan Juli nanti semua titik program padat karya selesai pembangunannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Duryudana Gugur, Ajak Masyarakat Renungkan Nilai Kepemimpinan
- Jadwal KRL Jogja Solo Selama Libur Nataru, 21 Desember 2024-5 Januari 2025, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 21 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Sabtu 21 Desember 2024
- Jadwal DAMRI ke Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Candi Prambanan dan Borobudur Magelang
Advertisement
Advertisement