Advertisement

Perpustakaan Menjadi Media Penting Peningkatan Literasi

Media Digital
Senin, 27 Juni 2022 - 05:47 WIB
Budi Cahyana
Perpustakaan Menjadi Media Penting Peningkatan Literasi Sosialisasi dan promosi Perpusnas Press pada Kamis (23/6/2022) yang digelar di Jogja. - Istimewa

Advertisement

JOGJA—Perpustakaan mengemban misi penting dalam upaya meningkatkan literasi. Keberadaan perpustakaan juga menjadi tanda kuatnya industri perbukuan dan juga penerbitan.

Hal ini mengemuka dalam sosialisasi dan promosi Perpusnas Press pada Kamis (23/6/2022) yang digelar di Jogja. Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono, menjelaskan Perpusnas Press mendorong penulis lokal untuk menyebarluaskan gagasan dan ide ke masyarakat luas dalam bentuk buku. Penerbitan bisa difasilitasi lewat Perpusnas Press secara gratis untuk mendorong peningkatan literasi dan sebagai titik mula masuk ke industri penerbitan.

Advertisement

Pada tahun ini, pihaknya menyambangi tiga kota di Indonesia yakni Jogja, Padang dan Balikpapan untuk mengenalkan Perpusnas Press. Penulis lokal dipilih lantaran akses ke industri penerbitan cenderung sudah baik dibandingkan sejumlah kota besar lain di Indonesia. Adapun peserta yang disasar yakni komunitas literasi, mahasiswa, media massa, dan juga Dinas Perpustakaan.

Edi menambahkan saat ini pihaknya telah menerbitkan 200 judul buku lebih sejak berdiri pada Juli 2019. Jenis buku juga beragam mulai dari fiksi maupun non fiksi. Setiap tahunnya, Perpusnas Press menargetkan mampu menerbitkan sebanyak 15-20 judul buku baru untuk mendorong peningkatan literasi dan munculnya penulis lokal baru.

“Awalnya memang kami hanya memfasilitasi buku tentang perpustakaan tapi dalam perjalanan ke sini, buku apa pun bisa kami terbitan baik fiksi maupun non fiksi. Tapi memang untuk yang non fiksi lebih ke ilmiah populer,” kata Edi.

Penulis lokal yang ingin menerbitkan bukunya lewat Perpusnas Press bisa mengunggah naskah buku secara daring ke epublishing.perpusnas.go.id. Redaksi akan mengoreksi tata penulisan dan berbagai hal lainnya. Tahap ini juga akan melibatkan penulis. Setelah dikoreksi oleh penulis, tahap akhir adalah penentuan penerbitan oleh Perpusnas Press.

"Tapi kami lebih mendorong bentuknya ke digital, nanti bisa diakses dengan ipusnas atau website sipena. Jadi semua masyarakat bisa akses tanpa harus membeli buku," jelasnya.

Hanya saja setelah buku yang diusulkan terbit, Perpusnas Press tidak menyediakan royalti kepada penulis seperti halnya pada penerbitan mayor atau independen lainnya. Namun begitu, penulis dimungkinkan untuk menerima buku dalam bentuk cetak dan kegiatan promosi buku dalam bentuk bedah buku maupun diskusi.

"Harapan kami memang Perpusnas Press ini bisa jadi titik awal penulis dan bisa jadi jalan mereka untuk masuk ke industri dunia penerbitan," ungkapnya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY Monika NL menyebut daerahnya menyumbang sebanyak 13% judul buku ber ISBN setiap tahunnya. Angka penerbitan buku setiap tahun juga selalu menunjukkan arah yang positif sejak lima tahun belakangan. Tercatat pada 2017 ada sebanyak 8.873 buku yang diterbitkan dan pada 2021 melonjak sampai 20.539 judul.

"Kami juga ikut serta untuk mendorong tumbuhnya ekosistem penulisan dengan berbagai macam kegiatan yakni bedah buku kuno, bedah buku di desa, kelas menulis dan tur perpustakaan," ujarnya.

Menurut Monika, perkembangan zaman yang kian signifikan juga memberikan tantangan tersendiri bagi dunia kepenulisan dan literasi. Hal ini disinyalir bakal menggerus minat baca masyarakat lantaran kehadiran berbagai sosial media dan tren daring yang marak. Namun begitu hal ini juga memberikan peluang bagi para penulis untuk menuangkan gagasan secara cepat, mudah dan di mana saja.

"Kemudian yang paling penting adalah belum adanya data jumlah penulis berdasarkan wilayah. Ini sangat penting untuk menentukan arah dan keterlibatan penulis dalam dunia literasi," urainya. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement