Advertisement

Garebek Besar, Wujud Sedekah Raja untuk Rakyatnya

Sunartono
Senin, 11 Juli 2022 - 07:27 WIB
Sirojul Khafid
Garebek Besar, Wujud Sedekah Raja untuk Rakyatnya Rangkaian upacara penyerahan ubarampe gunungan dari Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada abdi dalem kaprajan atau ASN Pemda DIY, Jogja, Minggu (10/7/2022). - Harian Jogja/Sunartono.

Advertisement

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat membagikan uborampe gunungan untuk Puro Pakualaman dan Abdi Dalem Kaprajan atau ASN di Kompleks Kepatihan sebagai rangkaian Garebeg Besar memperingati Iduladha, 10 Juli 2022/10 Zulhijah 1443 H/10 Besar Alip 1955, Minggu(10/7/2022). Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sunartono.

Sejumlah utusan Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh KRT Widyacandra Ismayaningrat serta rombongan tiba di Kompleks Kepatihan, Jogja. Di Pendopo Wiyata Praja, mereka tiba Minggu (10/7/2022) pukul 10.00 WIB.

Advertisement

Ada dua benda sejenis tempayan sebagai wadah uborampe yang dibawa dua orang abdi dalem berjalan berurutan menaiki pendopi. Tempayan itu berisi rengginang kering yang diberi tangkai bambu serta tlapukan terbuat dari ketan beraneka warna berbentuk bintang. Keduanya diletakkan di tengah pendopo. Hadir pula Utusan Dalem KRT Widya Atmojo dan KRT Puraprojowinoto serta seluruh Kepala Dinas di lingkungan Pemda DIY.

Selanjutnya upacara serah terima pun dimulai dengan KRT Widyacandra Ismayaningrat atur pangandikan sebagai wakil Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kemudian sambutan penerimaan dilakukan oleh Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, yang juga menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil.

BACA JUGA: Amazing QRIS Sumbu Filosofi: Upaya Kolaborasi Pentahelix DIY Pulihkan Pariwisata DIY

Setelah selesai serah terima secara simbolis, sejumlah pejabat seperti Kepala Bappeda DIY, Beny Suharsono, Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho, dan beberapa pejabat lainnya membagikan uborampe itu kepada sejumlah ASN yang mengikuti rangkaian upacara.

Serangkaian serah terima uborampe Gunungan yang dilakukan secara sederhana dan terbatas ini memang digelar selama pandemi. Saat sebelum pandemi, gunungan biasanya diwujudkan dengan tambahan berbagai jenis palawija.

Selain itu diarak oleh prajurit Karaton dari lingkungan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju ke Kompleks Kepatihan. Akan tetapi saat ini hanya dalam bentuk rengginang. Meski digelar secara terbatas, namun tidak menghilangkan makna sekaligus nilai yang ada di gelaran tradisi budaya ini.

"Kalau pareden [gunungan] yang sesungguhnya saat normal itu kan diberikan langsung ke masyarakat. Ini sebagai bentuk kedekatan antara Ngarso Dalem dengan seluruh Sentono Dalem," katanya di sela-sela serah terima Uborampe di Pendapa Wiyata Praja, Kompleks Kepatihan, Jogja.

BACA JUGA: Naik Bus Sambil Belajar Sumbu Filosofi, JHT Sudah Diakses Ribuan Warga Jogja

Sejak dua tahun sebelumnya, peringatan Idul Adha atau Garebeg Besar tidak ditandai dengan arak-arakan gunungan dan bregada prajurit Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kondisi ini karena masih dalam situasi pandemi Covid-19 sehingga harus ada pembatasan. "Uborampe ini diberikan kepada abdi Dalem Keprajan yang berkantor di Kepatihan karena abdi dalem Keprajan ini mereka yang bekerja sebagai pegawai pemerintah [ASN]," ucap Aji.

Di sisi lain, pembagian ubarampe ini merupakan bagian dari upaya pengembangan dan pemeliharaan kebudayaan. Namun yang terpenting memaknai rasa syukur, keberkahan yang diberikan oleh Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk para ASN Kaprajan. Pemberian uborampe itu akan memaknai perjalanan kerja dan kedinasan bagi Pemda DIY sekaligus menjadi bekal bagi ASN atau abdi dalem kaprajan untuk ke depan bekerja lebih baik lagi.

"Kalau disaksikan, semua Kepala OPD DIY wajib hadir sebagai pertanda tampi berkah, tampi kamulyan yang nanti akan menjadi bekal untuk pekerjaan kami berikutnya,” kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.

Sama seperti dua tahun sebelumnya, kali ini Kraton mengirimkan rengginang dan tlapukan ke Kepatihan dan Puro Pakualaman. Saat normal biasanya gunungan juga diberikan ke Masjid Gede Kauman. Pemberian ubarampe gunungan ini merupakan bagian dari simbolisasi sedekah raja untuk masyarakat.

"Perlu diketahui pareden simbolis ngarsa dalem sebagai panuwunan dan panyuwunan. Bisa diartikan sebagai sedekah dari Ngarso Dalem [Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat] kepada Pemerintahan di DIY dan masyarakat luas," ucap KRT Widyacandra Ismayaningrat.

BACA JUGA: Pohon Asam Jawa & Pohon Tanjung Sengaja Ditanam di Jalur Sumbu Filosofi, Ini Maknanya

Adapun saat sebelum pandemi, prosesi Garebeg Besar melibatkan defile prajurit Kraton dari Pracimasono menuju Kemagangan Karaton. Seperti saat pelaksanaan 2018 silam, biasanya ada lima gunungan yang dibawa ke Masjid Gede Kauman dengan dikawal Bregada Surakarsa. Gunungan ini biasanya menjadi rebutan masyarakat. Kemudian satu gunungan yang disebut Gunungan Kakung dibawa ke Pakualaman dikawal Bregada Plangkir dan Bregada Dragunder. Selain itu ada satu lagi Gunungan Kakung yang dibawa ke Kepatihan dengan dikawal Bregada Bugis.

"Mudah-mudahan situasinya terus berangsur normal, sehingga tahun depan bisa digelar Garebeg menggunakan gunungan lebih lengkap seperti sebelum pandemi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement