Advertisement

Ciptakan Kesamaan Visi Pengembangan Ekraf, Dispar DIY Gelar Workshop Bagi ASN

Yosef Leon
Kamis, 18 Agustus 2022 - 06:17 WIB
Sirojul Khafid
Ciptakan Kesamaan Visi Pengembangan Ekraf, Dispar DIY Gelar Workshop Bagi ASN Suasana workshop pengembangan kepada aparatur sipil negara (ASN) untuk bidang ekonomi kreatif (ekraf), Selasa (16/8/2022). Workshop ini bertujuan untuk membangun kesamaan persepsi dan visi di kalangan organisasi perangkat daerah (OPD) di DIY. - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pariwisata (Dispar) DIY menyelenggarakan workshop pengembangan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bidang Ekonomi Kreatif (ekraf), Selasa (16/8/2022). Workshop ini bertujuan untuk membangun kesamaan persepsi dan visi di kalangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memaksimalkan pengembangan sektor ekraf di wilayahnya.

Workshop pengembangan ekraf diikuti oleh berbagai OPD di lingkungan Pemda DIY maupun kabupaten/kota. Para ASN dibekali dengan berbagai macam materi seputar ekraf serta diajak untuk menyusun program kerja atau kegiatan yang dapat memicu pengembangan ekraf dan produk turunannya.

Advertisement

Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo, mengatakan dengan adanya nomenklatur baru Dispar kini ikut dalam upaya pengembangan sektor ekraf. Dengan begitu kini ada tiga instansi pemerintahan yang fokus dalam mendukung tumbuh kembang sektor itu yakni Dispar, Dinkop UMKM dan Disperindag.

Ketugasan masing-masing OPD nantinya akan ditetapkan sesuai kebutuhan untuk memperkuat produk unggulan maupun non unggulan. Misalnya Dinkop UMKM dan Disperindag untuk kualitas produk dan Dispar untuk nilai tambah. Bappeda setempat nantinya akan berperan sebagai pengawas, pengatur, serta OPD pemimpin yang memandu proses pembinaan dan juga pengembangan sektor ekraf di DIY.

BACA JUGA: Ini Sejumlah Wilayah di Sekitar Selokan Mataram yang Bersinggungan dengan Tol Jogja-Bawen

"Ketika seluruh OPD punya visi dan persepsi yang sama mengenai ekraf dan pengembangannya, tentu menjalankannya akan lebih mudah dan kekuatan dalam mengoptimalkan sektor unggulan maupun non unggulan akan lebih optimal," ujar Singgih.

Dalam workshop pengembangan ekraf, ASN diberikan sejumlah materi dengan tiga sesi selama sehari penuh. Pada sesi pertama mereka memperoleh materi tentang program kebijakan ekraf nasional, masalah, dan potensi pengembangan ekraf lokal, sinergi pengembangan ekosistem ekraf daerah, serta rantai nilai dan rantai pasok sub sektor unggulan ekraf. Sementara pada sesi kedua diberikan materi soal nilai tambah sektor ekraf. Sesi terakhir, ASN secara berkelompok diajarkan mengenai perencanaan, penganggaran, dan program pengembangan sistem ekraf di DIY.

Menurut Singgih, workshop ini juga menjadi bagian dalam proses membentuk ekosistem pengembangan ekraf yang optimal. DIY juga mempunyai hampir seluruh subsektor ekraf yang berjumlah 17. Dan tiga diantaranya masuk ke dalam sektor unggulan yakni kerajinan, fesyen dan kuliner.

"Kami berharap agar ke depan orientasi ekraf dari masing-masing OPD bisa diimplementasikan dalam setiap program kerja maupun pelayanannya. Dengan begitu, subsektor lain yang belum menjadi unggulan bisa didorong lagi ke depan," ungkapnya.

BACA JUGA: Keren! 12 Pesepakbola Anak Asal Bantul Wakili Indonesia di Kuala Lumpur Cup 2022

Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fashion Kemenparekraf RI, Yanuar Arief, menjelaskan secara nasional ada 17 subsektor ekraf yang telah ditetapkan meliputi pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.

Menurutnya, pemerintah juga telah menerapkan tiga sektor unggulan yang menjadi penyumbang PDB terbesar yakni kriya, fesyen dan kuliner. Kemudian ada pula subsektor ekraf prioritas yang potensinya besar namun belum dimaksimalkan dengan baik yakni sub sektor musik, film, dan pengembang permainan.

"Subsektor ekraf prioritas ini bisa menjadi lokomotif yang turut mengerek dalam pengembangan sub sektor lain. Misalnya ketika berbicara tentang film di dalamnya juga terbuat soal fesyen, kuliner atau televisi. Sehingga subsektor prioritas ini memang signifikan kalau diperhatikan secara serius," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tok! MK Bacakan Putusan Hasil Sengketa Pilpres pada Senin 22 April Mendatang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement