Advertisement

Di Depan Watannas, Ini yang Dibeberkan Sultan soal Strategi Kemandirian Pangan DIY

Sunartono
Rabu, 24 Agustus 2022 - 20:37 WIB
Arief Junianto
Di Depan Watannas, Ini yang Dibeberkan Sultan soal Strategi Kemandirian Pangan DIY Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat berbincang dengan Sekretaris Jenderal Wantannas Laksdya TNI Harjo Susmoro usai rapat di Kompleks Kepatihan, Rabu (24/8/2022). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Gubernur DIY Sri Sultan HB X bertemu dengan para petinggi Dewan Ketahanan Nasional (Watannas) di Gedhong Pracimasono, kompleks Kepatihan, Rabu (24/8/2022).

Pemda DIY memaparkan sejumlah strategi ketahanan pangan untuk dapat diadopsi Watannas diterapkan di daerah lain. Salah satu konsep yang dinilai menarik adalah pengelolaan bahan pangan jenis kedelai hingga beras dengan sistem resi gudang (SRG). 

Advertisement

Sultan HB X mengatakan dalam kesempatan itu Pemda DIY mempresentasikan di hadapan para petinggi Watannas soal apa saja yang sudah dilakukan untuk bisa mencapai kemandirian pangan.

BACA JUGA: Kesaksian Warga Melihat Penyerangan Berujung Korban Tewas di Sekitar Asrama Papua Jogja

Watannas menyerap terkait dengan konsep kemandirian pangan DIY untuk menjadi bahan masukan ke presiden terkait langkah ketahanan pangan ke depan. 

“Ingin membandingkan karena Watannas bisa langsung merekomendasikan ke Presiden. Beliau memyerap dan melihat di tempat lain apa yang akan direkomendasikan ketika dijelaskan ke Presiden,” kata Sultan seusai bertemu dengan petinggi Watannas di Kepatihan, Rabu. 

Raja Kraton Ngayogyakarta mengungkap, salah satu yang disampaikan terkait dengan kemandirian pangan itu di antaranya program 15.000 hektare yang khusus untuk ditanami tanaman pangan.

Meski demikian di luar angka tersebut petani masih memiliki lahan untuk bercocok tanam jenis lain. Sehingga produksi padi DIY sekitar 850 ton per tahun dan masih surplus karena yang dikonsumsi hanya 680 ton. 

“Sisanya bisa dijadikan stok pangan, diserap PNS lewat kebijakan beli beras petani. Supaya tidak merugikan tapi bisa menghasilkan padi cukup untuk masyarakat sendiri. Sehingga punya lumbung mataram,” katanya. 

Sekretaris Jenderal Wantannas, Laksdya TNI Harjo Susmoro mendorong penerapan SRG untuk menciptakan ekosistem ketahanan pangan kebutuhan antardaerah. Penerapan SRG menjadi penting di era saat ini demi menjaga ketahanan pangan di masa krisis pangan dan meningkatkan taraf hidup petani. 

BACA JUGA: Merah Putih Carnival Teras Malioboro 1

Penerapan SRG menjadi salah satu langkah untuk mencapai sistem ketahanan pangan dan swasembada beras. Akan tetapi selain beras, saat ini pelaksanaan SRG secara nasional telah mencakup 20 komoditas, meliputi pangan pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, maupun pertambangan. 

"Tidak menututp kemungkinan dimasa krisis pangan ini nantinya komoditi yang dapat disimpan dengan skema SRG akan bertambah. Pemerintah akan mengoptimalkan pelaksanaan Undang-undang nomor 9 Tahun 2006 junto Undang-undang No.9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang, lewat serangkaian kebijakan,” katanya. 

Pemerintah akan menginventarisasi ulang komoditi kategori barang pokok dan vital yang memiliki dampak kepada hajat hidup orang banyak. Kemudian membuka akses pasar bagi produk yang dihasilkan pengelola gudang SRG melalui mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMD) sebagai lembaga pengungkit perekonomian desa.

“Selain itu perlu pengenalan model pembiayaan syariah sebagai alternatif pembiayaan keuangan," ucapnya. 

Pembantu Deputi Urusan Lingkungan Strategis Nasional Setjen Watannas, Marsma TNI Sugeng Wiwaha menambahkan salah satu keunggulan ketahanan pangan DIY yang sedang diamati Watannas adalah produktivitas kedelai yang ditangani dengan sistem resi gudang di Bantul.

Cara pengolahan pangan yang efektif seperti jenis kedelai di Bantul ini nantinya akan diupayakan bisa diterapkan di daerah lain. Sehingga bisa sama-sama memiliki ketahanan pangan. 

"Kedelai yang DIY ini memang sedang kami amati dan nanti hasilnya akan kami laporkan ke Bapak Presiden sebagai langkah kami selanjutnya di bidang pangan. Semoga bisa ditiru daerah lain, DIY punya keunggulan yang perlu kami angkat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelajar Meninggal saat Seleksi Paskibra Sempat Alami Kejang dan Mulut Keluar Busa

News
| Sabtu, 20 April 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement