Kedelai Gunungkidul Diminati Perusahan Kelas Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Komoditas kedelai asal Gunungkidul diminati perusahaan kelas dunia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi saat panen raya kedelai di Dusun Pangkah, Candirejo, Semin, Kamis (25/8/2022).
Menurut dia, lahan kedelai yang ditanam di Dusun Pangkah seluas 95 hektare. Hasil dari pengubinan dari wilayah ini sebanyak 1,9 ton per hektarenya.
Advertisement
Jumlah tersebut diklaim berhasil karena rata-rata pengubinan di Gunungkidul hanya sebanyak 1,3 ton per hektarenya. “Jadi ini melebihi rata-rata,” kata Rismiyadi, Kamis siang.
Dia menjelaskan, keberhasilan panen kedelai ini tak lepas adanya bantuan benih dari Pemerintah Pusat. Selain itu, juga ada upaya pendampingan khususnya pengamatan hama sejak dini agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.
Rismiyadi mengungkapkan, seluruh hasil panen di Dusun Pangkah, Candirejo langsung dibeli perusahaan Netsle Indonesia. Untuk harga dengan kualitas baik Rp10.500-11.000 per kilogram.
“Hasil panennya sudah dibeli semua. Yang belum bukan perusahaan sembarangan karena sudah terkenal di dunia,” kata Rismiyadi.
BACA JUGA: Koleksi Buku Minim karena Anggaran Kecil, Dispusip Gunungkidul Bergantung pada Program Ini
Menurut dia, komoditas kedelai masih memiliki prospek bisnis yang baik. Oleh karenanya, upaya mendorong petani menanam kedelai terus digalakkan. Salah satunya dengan menyediakan bantuan pupuk organik bagi para petani.
“Tahun ini ada bantuan 60.000 liter untuk 12.000 hektare lahan. Di Kapanewon Semin mendapatkan sebanyak 8.000 liter untuk 1.600 hektare lahan yang secara simbolisasi diserahkan oleh bupati,” katanya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengapresiasi panen raya kedelai di Kalurahan Candirejo, Semin. Dia berharap agar petani tetap konsisten dalam budidaya tanaman kedelai. “Dengan panen yang baik, mudah-mudahan kesejahteraan petani dapat meningkat,” katanya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan cakupan luasan tanaman padi di masyarakat. Berdasarkan data yang ada, luas tanam mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Sebagai gambaran di 2020, luasannya mencapai 3.775 ha, sedangkan tahun lalu hanya seluas 3.554 hektare. “Memang butuh perjuangan karena sekarang banyak petani yang enggan menanam kedelai,” kata Raharjo.
Dia tidak menampik, perawatan tanaman kedelai lebih sulit ketimbang komoditas tanaman pangan lainnya. Pasalnya, ancaman serangan hama lebih banyak mulai dari awal tanam hingga memasuki masa panen.
“Ini yang menjadi salah satu faktor petani kurang berminat menanam kedelai. Selain itu, ada juga karena faktor harga yang tidak stabil,” ungkapnya.
Meski demikian, Raharjo memastikan upaya pengembangan tanaman kedelai terus dilakukan dengan program gerakan tanam kedelai di musim kemarau 2022. Di tahun ini sudah ada paket bantuan benih serta pupuk dari Pemerintah Pusat sebanyak 2.067 hektare. “Untuk tahun ini ditargetkan luas tanam kedelai mencapai 5.768 hektare,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Natal dan Tahun baru, Volume Kendaraan di Tol Trans Jawa Meningkat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mau Jalan-jalan Keliling Jogja? Berikut Rute dan Jalur Trans Jogja bisa Bayar QRIS
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 22 Desember: Wisatawan Masuk Jogja, Tol Jogja-Solo, Laju Timnas di AFF Terhenti
- Kunjungi Kulonprogo, Mendes PDT Minta Seluruh Desa Kembangkan Potensi Lokal
- Persaingan Antarkampus di DIY Makin Ketat, ITNY: Jadi Motivasi Positif
- Polres Bantul Melarang Penggunaan Petasan Saat Malam Tahun Baru
Advertisement
Advertisement