Setelah Wabah PMK, Bagaimana Kelanjutan Pembibitan Sapi di Gunungkidul?
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mengklaim kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tak berpengaruh terhadap program pembibitan sapi. Hingga sekarang dari target 19.300 sapi bunting sudah tercapai sekitar 12.000 ekor.
Kepala Bidang Bina Produksi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Fajar Ridwan mengatakan, di awal-awal kasus PMK sempat ada kekhawatiran berpengaruh terhadap pembibitan sapi. Meski demikian, kekhawatiran tersebut tidak terbukti karena program tetap berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang dicanangkan.
Advertisement
Di tahun ini pemkab menargetkan sapi bunting sebanyak 19.300 ekor. Hingga akhir Juli dilaporkan ada sekitar 12.000 ekor sapi sukses menjalani inseminasi buatan melalui program Sikomandan dan dinyatakan bunting.
“Di awal-awal kasus jelas ada kekhawatiran, apalagi kebanyakan yang terserang PMK adalah sapi. Tapi, ternyata tidak berpengaruh terhadap program pembibitan sapi,” kata Fajar kepada Harianjogja.com, Minggu (28/8/2022).
Meski demikian, ia mengakui keberhasilan juga tidak lepas dari program penanggulangan yang dilaksanakan dinas peternakan dan kesehatan hewan. Proses kawin suntik dilakukan seperti biasa, namun petugas harus berhati-hati untuk menghindari penularan PMK.
Sebagai contoh, pada saat selesai pengamatan di pasar dan mendapatkan panggilan untuk program inseminasi, petugas diwajibkan mandi serta berganti pakaian. “Tidak beda jauh dengan pencegahan corona karena ada penerapan protokol kesehatan,” kata mantan Kepala Bidang Ketahanan Pangan ini.
Fajar optimistis target sapi bunting di Gunungkidul bisa tercapai dengan banik, meski kasus PMK belum sepenuhnya hilang. “Akan terus dipantau dan mudah-mudahan bisa sesuai target,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan kasus PMK di Gunungkidul dapat dikendalikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari. Menurut dia, jumlah kasus PMK relatif sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah lain di DIY. Terlebih lagi wilayah di Bumi Handayani juga dikenal sebagai gudang ternak.
“Ada 1.165 ekor yang terjangkit. Dari jumlah ini 541 ekor sapi dinyatakan sembuh. Sepuluh ekor sapi mati dan sebelas ekor ternak dipotong paksa,” katanya.
BACA JUGA: Warga Jateng Lebih Bahagia Dibandingkan Jogja Menurut Survei BPS
Menurut dia, upaya pencegahan terus dilakukan agar kasus tidak semakin bertambah. Salah satunya dengan program vaksinasi PMK. Hingga sekarang sudah ada 1.700 ekor sapi yang diberikan vaksin. “Program vaksinasi masih terus berlanjut, tapi pelaksanaan masih menunggu pengiriman dosis vaksin dari Pemerintah Pusat,” katanya.
Selain itu, upaya pencegahan juga dilakukan dengan pengecekan kesehatan hewan di pasar-pasar hewan. Pemeriksaan dengan pegecekan suhu badan hingga melihat kondisi fisik hewan ternak. “Untuk sebaran kasus PMK ada di seluruh kapanewon di Gunungkidul, tapi dengan jumlah kasus yang berbeda-beda,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement