Advertisement

Dorong DIY Jadi Pusat Fashion Dunia, Disperindag DIY Jadikan Batik sebagai Komoditas Utama

Triyo Handoko
Rabu, 05 Oktober 2022 - 06:17 WIB
Budi Cahyana
Dorong DIY Jadi Pusat Fashion Dunia, Disperindag DIY Jadikan Batik sebagai Komoditas Utama Talkshow Mewujudkan DIY sebagai Pusat Fashion Dunia di Kantor Disperindag DIY bersama Erwin Yuniati pemilik Bahana Batik, Selasa (4/10/2022). - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY berupaya mewujudkan DIY sebagai pusat fashion dunia. Dari menggodok konsep dengan menjadikan batik sebagai komoditas utama mewujudkan target tersebut hingga giat mendampingi pembatik sudah dilakukannya.

Ambisi  menjadikan DIY sebagai pusat fashion dicanangkan Gubernur DIY Sri Sultan HB X sejak 2019. Namun karena pandemi, uoaya mewujudkannya baru bisa maksimal lagi tahun ini.

Advertisement

Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti menjelaskan berbagai usaha sudah dilakukan untuk mencapai target tersebut. “Kami juga melakukan kunjungan untuk mengkaji industri batik daerah lain, seperti ke Madura dan Cirebon,” katanya dalam talkshow di Kantor Disperindag DIY bersama Erwin Yuniati pemilik Bahana Batik, Selasa (4/10/2022).

Syam menyebut industri batik DIY berbeda dengan daerah lain. “DIY sudah lama dikenal dengan kekhasan batiknya, dari corak, model produksi, sampai barangnya sudah banyak dikenal luas,” kata dia.

Industri batik yang dikembangkan untuk menunjang target DIY sebagai pusat fashion dunia, jelas Syam, akan berbeda dengan pengembangan industri batik di daerah lain. “Kebetulan selain DIY, Semarang juga sedang mengejar target tersebut, tetapi tentu kami akan lebih berbeda dan cepat untuk mencapai target tersebut,” ucapnya.

Berbagai langkah sudah dilakukan Disperindag DIY, lanjut Syam, untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pembatik. “Dari pendampingan, pameran, promosi, hingga fasilitasi usaha pada pembatik kami lakukan,” ujar dia.

Pembatik diberi kemudahan akses memperoleh hak dagang merk dan ekspor. “Kami rutin mendampingi dan memberikan akses gratis kepada pengusaha batik untuk bisa memperoleh lisensi hak merek,” katanya.

Pameran juga kerap dilakukan Disperindag DIY untuk turut membantu promosi batik. “Pada 19-23 Oktober nanti kami juga mengadakan pameran batik di Jogja Expo Center,” jelas Syam.

Dalam pameran tersebut, juga digelar seminar dan workshop serta fashion show. Syam menjelaskan tantangan menjadikan batik sebagai komoditas utama untuk menunjang DIY sebagai pusat fashion dunia adalah mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, mau berkecimpung dalam industri ini. “Kami pengin lebih banyak lagi pengusaha batik, terutama dari generasi muda,” ucap dia.

Sementara itu, Erwin Yuniati pemilik Bahana Batik mengapresiasi berbagai upaya dukungan dan bantuan Disperindag DIY pada pengusaha batik. “Kami selama ini sangat terbantu oleh Disperindag DIY terutama pameran dan promosi yang diberikan secara gratis,” katanya, Selasa siang.

BACA JUGA: Hajad Dalem Sekaten 2022 Kembali Digelar Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Erwin yang memulai bisnisnya sejak 2010 ini juga memiliki mitra pembatik yang tersebar di berbagai daerah. “Mitra pembatik kami dari berbagai daerah, ada di Pandak dan Jetis, Bantul; Lendah, Kulonprogo; dan Ngawen, Gunungkidul,” ucap dia.

Batik dari DIY, jelas Erwin, sangat diminati pasar. “Sehingga untuk terus bisa bersaing memang harus ada regenerasi pembatik dan pengusaha batik, kami sendiri terus berkoordinasi dengan mitra pembatik yang juga turut didampingi Disperindag DIY,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement