Widodo Jadi Guru Besar Teknik Lingkungan Pertama di UII
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Universitas Islam Indonesia akhirnya mampu menelurkan guru besar pertama untuk prodi Teknik Lingkungan. Penyerahan SK dari Kemendikbudristek itu secara resmi diserahkan oleh Kepala LLDikti Wilayah V DIY Profesor Aris Junaidi kepada Profesor Widodo Brontowiyono, Selasa (12/10/2022).
Butuh 35 tahun berkarir di UII bagi Widodo Brontowiyono untuk memperoleh predikat akademik tertinggi profesor. Ia tercatat sebagai dosen tetap pada Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UII sejak 1 Oktober 1987 berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Yayasan Badan Wakaf Nomor 33/A.I/PH/1988.
Advertisement
“Beliau aktif menulis buku yang hampir selalu terbit setiap tahun, beberapa buku yang ditulis terkait isu pemetaan lingkungan, sumber daya air dan lain-lain. Karya ilmiah telah berhasil dipublikasikan dalam beberapa jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Dengan perolehan gelar ini, beliau tercatat sebagai Guru Besar pertama di Jurusan Teknik Lingkungan, ke-5 di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan ke-27 di UII,” kata Direktur SDM UII Ike Agustina dalam rilis tertulis yang diterima, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: TBY Gelar Pameran Nandur Srawung, 250 Karya Siap Tampil
Salah satu penelitian untuk pengajuan guru besarnya adalah Kajian Pengaruh Keberadaan IPAL Komunal Terhadap Kondisi Air Tanah di Lingkungannya dengan menggandeng Thomas Boving dari University of Rhode Island sebagai mitra kolaborasi. Dari usulan penelitian ini akhirnya dapat menghasilkan karya ilmiah sebagai syarat kunci pengajuan Profesor berjudul Communal Wastewater Treatment Plants’ Effectiveness, Management, and Quality of Groundwater: A Case Study in Indonesia yang diterbitkan dalam Jurnal Internasional bereputasi Q1 dengan SJR 0,72.
Rektor UII Fathul Wahid menilai raihan gelar jabatan akademik tertinggi ini akan memberikan dampak positif bagi meningkatnya motivasi dosen muda untuk berupaya mengikuti jejak keberhasilannya. Di sisi lain, ilmu lingkungan yang dikuasai tentu sangat diharapkan masyarakat kebermanfaatannya terutama dalam membantu menangani efek gas rumah kaca.
“Sebagaimana kita dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan yang setiap hari ada di depan mata, ke depan akan menjadi persoalan yang harus ditangani sejak saat ini. Peran akademisi bidang lingkungan sangat penting dalam hal ini,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Selesai Mencoblos untuk Pilkada Jakarta, Ini Harapan El Rumi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sejumlah Ormas dan Mahasiswa Kembali Suarakan Tolak Peredaran Miras di DIY
- Polres Bantul Terjunkan 1.330 Personel Pengamanan pada Hari Pencoblosan Besok
- Bayi Laki-laki Ditemukan dalam Kondisi Hidup di Jembatan Widuri Bantul
- Personel Shaggydog Suarakan Penolakan Perdagangan Daging Anjing di Jogja
- Disdikpora Bantul Siapkan Data Siswa untuk Program Makan Bergizi Gratis
Advertisement
Advertisement