Dinkes Jogja Cegah Stunting Lewat Gerakan Aksi Bergizi

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mendukung gerakan nasional aksi bergizi guna mencegah stunting, terutama pencegahan stunting sejak dini dari remaja putri. Gerakan aksi bergizi itu bertujuan untuk meningkatkan literasi terkait konsumsi gizi seimbang dan pentingnya mengonsumsi tablet penambah darah.
Sekretaris Dinkes Kota Jogja Trisni Winarsih mengatakan gerakan nasional aksi bergizi dilaksanakan di SMP Negeri 8 dan SMP Stella Duce 2. Kegiatan diisi dengan senam bersama, sarapan, minum tablet penambah darah, serta mengisi aplikasi Cegah Anemia Remaja Indonesia (Ceria) dari Kementerian Kesehatan dan flashmob.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
“Kegiatan ini untuk meningkatkan literasi warga sekolah tentang pentingnya tablet tambah darah, olahraga, aktivitas fisik dan konsumsi gizi seimbang. Termasuk meningkatkan komitmen sekolah untuk melaksanakan kegiatan aksi bergizi secara rutin,” katanya, Kamis (27/10/2022).
Dia menyebut hasil penelitian Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa 26,8 persen anak usia 5-14 tahun dan 32 persen remaja usia 15-24 tahun mengalami anemia. Anemia erat terkait dengan masalah kesehatan di antaranya stunting. Untuk itu kehadiran gerakan nasional aksi bergizi diharapkan dapat menekan angka stunting sejak dini.
BACA JUGA: Jadwal Pembuangan ke Piyungan Berubah, Sampah di Jogja Menumpuk
Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Jogja, Riska Novriana mengatakan, aksi bergizi adalah salah satu kegiatan preventif stunting dimulai dari remaja. Menjamin remaja untuk tetap sehat, tanpa anemia dan menjadi remaja cerdas dan siap untuk melakukan reproduksi ketika pada saatnya. Komponen dalam gerakan aksi bergizi yakni literasi terkait gizi sehat, perilaku hidup bersih dan sehat, konsumsi tablet tambah darah secara rutin.
"Dukungan dalam kegiatan ini dengan sosialisasi secara bersama-sama, memantau dan memberikan tablet tambah darah. Bagaimana remaja putri minum setiap minggu satu tablet tambah darah. Penanggung jawab utama pihak sekolah dalam hal ini guru dengan tablet tambah darah dari Pemkot,” terang Riska.
Menurutnya saat ini banyak remaja putri yang menghindari makan banyak, tapi justru makan junk food dan menghindari sayur dan buah. Hal itu membuat kondisi tubuh kekurangan gizi yang dibutuhkan. Oleh sebab itu gerakan aksi bergizi itu menjadi bagian dari mengajak, melakukan dan masuk ke dalam perubahan perilaku para remaja agar sehat dan mencegah stunting.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sekjen Kemenkeu Heru Pambudi Terseret Soal Impor Emas Rp189 Triliun
Advertisement

Rekomendasi Objek Wisata untuk Wisatawan yang Berpuasa, Anti-Lelah & Anti-Batal
Advertisement
Berita Populer
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
- Tagihan LPJU Gunungkidul Nyaris Rp1 Miliar Per Bulan
- Puluhan PNS Sleman Naik Pangkat saat Ramadan Ini
Advertisement