Advertisement
Asdrafi Bersiap Bawakan Drama Ranggalawe Dipaksa Makar
Advertisement
Harianjogja.com, KRATON—Akademi Seni dan Drama Indonesia (Asdrafi) bersiap mementaskan pertunjukan drama Ranggalawe Dipaksa Makar yang disutradarai Tito Pangestie Adjie.
Advertisement
Buat mematangkan konsep pertunjukan, digelar diskusi Ngobrol Bareng Asdrafi (Ngobras) Sastra Metafisika Road to Ranggalawe Dipaksa Makar 2023 di Ndalem Pakuningratan atau di bekas kampus Asdrafi, Senin (21/11/2022) malam.
Penulis novel Ranggalawe Dipaksa Makar, Joko Santosa, mengungkapkan apa yang ia tuliskan ini merupakan perjalanan spiritual yang telah ia alami. Dia menyampaikan nasib Indonesia saat ini berada dalam kondisi terancam. Kondisi bangsa saat ini merupakan Dejavu masa lalu ketika awal-awal keruntuhan Kerjaan Majapahit.
“Apa yang dialami para pemimpin masa lalu adalah korban dari sistem,” ujar Joko Santosa yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi Ngobras, Senin.
BACA JUGA: Pakar Curiga, Rencana Pemangkasan Karst di Gunungkidul karena untuk Ditambang
Selain Joko ada tiga narasumber diskusi Ngobras yang memberikan pengayaan perspektif dari berbagai disiplin ilmu seni. Ketiganya adalah Tito Pangesthi Adjie (Sutradara), Nur Iswantara (Dosen Fakultas Seni dan Pertunjukan ISI Yogyakarta), dan Wahyana WM (seniman sastra lakon).
Lebih lanjut Joko mengatakan pementasan Ronggolawe Dipaksa Makar ini sekaligus untuk menyampaikan pesan besar perlunya kewaspadaan agar Indonesia tidak mengalami nasib serupa seperti yang dialami Majapahit.
Asdrafi dipilih Joko Santosa untuk menggarap pentas pertunjukan yang akan digelar pada 4 Januari 2023 mendatang karena institusi sudah sangat matang dalam menggarap seni pertunjukan seni drama.
Sekjen Asdrafi, Mahmoud Elqadrie menyampaikan sangat serius untuk bisa mengangkat pertunjukkan yang berasal dari sastra novel ini. Dalam proses persiapan menuju pementasan, Elqadrie menyampaikan banyak tantangan yang dihadapi. Menurutnya, persiapan yang paling menantang adalah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen. Menurutnya jika kedua hal tersebut jika tidak dipersiapkan dengan matang maka akan mempengaruhi baik-buruknya saat pertunjukan pementasan.
Sutradara pertunjukan Tito Pangesthi Adjie mengatakan berbagai gagasan ditampilkan termasuk penggunaan berbagai perangkat teknologi. Napas milenial akan banyak ditampilkan pada pementasan.
“Penggunaan multimedia dan animasi. Sekarang ini penonton resminya tinggal anak-anak milenial, kami melihat potensi pertama pada pemerannya,dan kedua pasarnya,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
- Polda DIY Siapkan Antisipasi Lalu Lintas Selama Libur Lebaran 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Kamis 28 Maret 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement