Advertisement
Asdrafi Bersiap Bawakan Drama Ranggalawe Dipaksa Makar
![Asdrafi Bersiap Bawakan Drama Ranggalawe Dipaksa Makar](https://img.harianjogja.com/posts/2022/11/26/1118797/whatsapp-image-2022-11-26-at-14.29.25.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, KRATON—Akademi Seni dan Drama Indonesia (Asdrafi) bersiap mementaskan pertunjukan drama Ranggalawe Dipaksa Makar yang disutradarai Tito Pangestie Adjie.
Advertisement
Buat mematangkan konsep pertunjukan, digelar diskusi Ngobrol Bareng Asdrafi (Ngobras) Sastra Metafisika Road to Ranggalawe Dipaksa Makar 2023 di Ndalem Pakuningratan atau di bekas kampus Asdrafi, Senin (21/11/2022) malam.
Penulis novel Ranggalawe Dipaksa Makar, Joko Santosa, mengungkapkan apa yang ia tuliskan ini merupakan perjalanan spiritual yang telah ia alami. Dia menyampaikan nasib Indonesia saat ini berada dalam kondisi terancam. Kondisi bangsa saat ini merupakan Dejavu masa lalu ketika awal-awal keruntuhan Kerjaan Majapahit.
“Apa yang dialami para pemimpin masa lalu adalah korban dari sistem,” ujar Joko Santosa yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi Ngobras, Senin.
BACA JUGA: Pakar Curiga, Rencana Pemangkasan Karst di Gunungkidul karena untuk Ditambang
Selain Joko ada tiga narasumber diskusi Ngobras yang memberikan pengayaan perspektif dari berbagai disiplin ilmu seni. Ketiganya adalah Tito Pangesthi Adjie (Sutradara), Nur Iswantara (Dosen Fakultas Seni dan Pertunjukan ISI Yogyakarta), dan Wahyana WM (seniman sastra lakon).
Lebih lanjut Joko mengatakan pementasan Ronggolawe Dipaksa Makar ini sekaligus untuk menyampaikan pesan besar perlunya kewaspadaan agar Indonesia tidak mengalami nasib serupa seperti yang dialami Majapahit.
Asdrafi dipilih Joko Santosa untuk menggarap pentas pertunjukan yang akan digelar pada 4 Januari 2023 mendatang karena institusi sudah sangat matang dalam menggarap seni pertunjukan seni drama.
Sekjen Asdrafi, Mahmoud Elqadrie menyampaikan sangat serius untuk bisa mengangkat pertunjukkan yang berasal dari sastra novel ini. Dalam proses persiapan menuju pementasan, Elqadrie menyampaikan banyak tantangan yang dihadapi. Menurutnya, persiapan yang paling menantang adalah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen. Menurutnya jika kedua hal tersebut jika tidak dipersiapkan dengan matang maka akan mempengaruhi baik-buruknya saat pertunjukan pementasan.
Sutradara pertunjukan Tito Pangesthi Adjie mengatakan berbagai gagasan ditampilkan termasuk penggunaan berbagai perangkat teknologi. Napas milenial akan banyak ditampilkan pada pementasan.
“Penggunaan multimedia dan animasi. Sekarang ini penonton resminya tinggal anak-anak milenial, kami melihat potensi pertama pada pemerannya,dan kedua pasarnya,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182734/palestina-hancur.jpg)
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harian Jogja Online, Jumat 26 Juli, Update Jalan Tol Jogja, Kasus Mafia TKD hingga Festival Layang-layang 2024
- Bawaslu Kulonprogo Ajak IKIP PGRI Wates Jadi Pengawas Partisipatif Pilkada 2024
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
Advertisement
Advertisement