Advertisement

Ratusan Warga Blembem Gunungkidul Bertahan di Pengungsian, Ini yang Dibutuhkan

David Kurniawan
Minggu, 27 November 2022 - 15:17 WIB
Arief Junianto
Ratusan Warga Blembem Gunungkidul Bertahan di Pengungsian, Ini yang Dibutuhkan Warga Dusun Blembem, Candirejo, Semin kerja bakti untuk membersihkan material longsoran yang menutup saluran air dan jalan. Minggu (27/11/2022). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Ratusan warga di Dusun Blembem, Candirejo, Kapanewon Semin, Gunungkidul masih bertahan di tempat pengungsian.

Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (19/11/2022), tidak hanya menyebabkan warga mengungsi, tetapi ada juga dua korban meninggal dunia karena tertimbun longsoran tanah.

Advertisement

Lurah Candirejo, Agus Supriyadi mengatakan, hingga hari kedelapan pasca-terjadinya tanah longsor di sebuah bukit di Dusun Blembem, warga masih bertahan di pengungsian yang berada di balai kalurahan. Total ada sekitar 127 jiwa yang masih belum kembali ke rumah masing-masing.

“Memang ada dua keluarga yang pulang. Tetapi itu berasal dari Dusun Geneng karena sekitar rumahnya juga rawan longsor,” kata Agus saat ditemui di Balai Kalurahan Candirejo, Minggu (27/11/2022).

Meski demikian, dia mengakui ada warga yang pulang ke rumah masing-masing pada siang hari. Namun demikian, saat malam tetap berada di pengungsian. “Aktivitas seperti biasa mencari pakan untuk ternak hingga ke ladang maupun sawah,” katanya.

BACA JUGA: Calon Sekda Gunungkidul Mengerucut Jadi 3 Nama

Disinggung mengenai kepastian keberadaan tempat pengungsian di balai kalurahan, Agus belum bisa memastikan sampai kapan. Dia mengakui kebijakan sangat bergantung dengan kajian dari BPBD Gunungkidul terkait dengan kerawanan longsor di wilayahnya tersebut.

“Kalau sekarang masih bertahan. Kami menunggu kebijakan selanjutnya seperti apa?” katanya.

Dia juga memastikan untuk logistik keperluan pengungsi tidak ada masalah. Pasalnya, kebutuhan pangan seperti beras hingga lauk pauk masih banyak tersedia.

Hanya saja, sambung Agus, untuk kebutuhan sayuran tidak memiliki stok sehingga harus membeli setiap harinya. “Cuman sayur-sayuran yang stoknya tidak banyak. Tetapi, bukan masalah karena masih ada anggaran dari bantuan untuk dibelanjakan,” kata dia.

Salah seorang warga yang mengungsi, Ngateman membenarkan, dia dan keluarganya masih menungsi hingga sekarang. Meski demikian, saat siang hari kembali ke rumah untuk beraktivitas seperti biasa.

“Kadang bersih-bersih dan menungguinya. Ya kalau malam balik lagi ke pengungsian karena masih takut adanya longsor susulan,” katanya.

Ngateman mengakui sebelum terjadinya longsor, sempet berencana membuatkan rumah untuk anaknya yang bungsu. Adapun lokasinya berada di halaman rumah yang ditempat. Meski demikian, rencana tersebut diurungkan karena masuk lokasi rawan.

“Informasinya mau direlokasi. Tapi, sekarang belum tahu pastinya seperti apa. Yang jelas, setelah kejadian longsor, kami sekeluarga ikut mengungsi,” katanya.

Buka Akses

Warga di Dusun Blembem sejak beberapa hari lalu sudah mulai membersihkan saluran air dan jalan yang tertutup longsor.

Salah seorang warga, Mukimin mengatakan, longsor yang besar menyebabkan dua warga meninggal dunia karena tertimbun longsoran. Namun demikian, ada juga beberapa longsoran kecil yang mengganggu akses bagi warga sekitar.

Dia mencontohkan, ada tebing di RT 01 yang longsor yang menutup saluran air dan jalan. Menurutnya, warga pun pada Minggu pagi mulai membersihkan selokan dan timbunan tanah di jalan agar bisa berfungsi normal kembali. “Saling bergantian. Kemarin kerja bakti dilakukan di RT 02. Sekarang di RT 01,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement