Tren Naik, Warga Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
Advertisement
Harianjogja.com, Gunungkidul — Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat hingga akhir Desember ada sebanyak 449 kasus demam berdarah dengue (DBD). Masyarakat dimintai waspada penularan karena saat musim hujan ada tren kenaikan kasus.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan tren penyakit DBD hingga akhir tahun ini masih landai. Adapun jumlah kasus belum ada lonjakan yang signifikan.
Advertisement
Meski demikian, dia meminta masyarakat mewaspadai ancaman DBD karena saat musim hujan, penyebarannya relative lebit tinggi. Hal ini dikarenakan penyakit demam berdarah termasuk penyakit musiman saat musim hujan. “Ada potensi kenaikan kasus, jadi harus diwaspadai,” kata Yuyun kepada wartawan, Senin (26/12/2022).
Dia menjelaskan, sejak awal Januari hingga pertengahan Desember 2023 ada 449 kasus dan tiga warga dinyatakan meninggal dunia karena terjangkit DBD. Jumlah kasus ini lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian di 2021 yang hanya 189 kasus. “Naiknya hampir tiga kali lipat, karena jumlah kasus di tahun ini lebih banyak ketimbang di 2021,” katanya.
BACA JUGA: Libur Natal, Pantai di Gunungkidul Diserbu Belasan Ribu Wisatawan
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan tren penyebaran DBD setiap tahunnya naik turun. Sebagai contoh di 2019 tercatat sebanyak 576 kasus dan setahun berikutnya naik signifikan karena di 2020 jumlahnya mencapai 975 kasus.
Setelah dua tahun terus meningkat, di 2021 kasusnya menurun karena hanya ada 189 warga yang dinyatakan terjangkit penyakit demam berdarah. “Memang naik turun dan ancaman penyakit ini harus tetap diwaspadai, khususnya saat musim hujan,” katanya.
Menurut dia, kewaspadaan sangat penting agar jumlah warga terjangkit tidak terus bertamba. Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan berbagai cara dan tahapan.
Hal paling lazim dilaksanakan dengan menutup, menguras dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi sarang kembang biak nyamuk. Selain itu, agar pencegahan dapat optimal harus ada satu orang pemantau jentik nyamuk. “Kami akan terus lakukan sosialiasi dalam pencegahan agar penyakit DBD tidak terus bertambah,” katanya.
Dia menambahkan, agar upaya pencegahan maksimal, masyarakat diminta terus menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta makan-makanan bergizi. Selain itu, juga rutin berolahraga untuk kesehatan. “Kalau tubuh selalu bugar, maka potensi terserang penyakit menjadi berkurang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Keluarkan Api Setinggi 350 Meter
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
- Tak Gelar Kampanye Akbar Pilkada Sleman, Tim Paslon Harda-Danang Bikin Kegiatan Bermanfaat di 17 Kapanewon
- Kembali Aktif Setelah Cuti Kampanye, Ini Pesan KPU Kepada Bupati Halim dan Wabup Joko Purnomo
- Semarak, Ratusan Atlet E-Sport Sleman Bertarung di Final Round E-Sport Competition Harda-Danang
- Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
Advertisement
Advertisement