Rasio Gini Penduduk Naik, Penduduk Desa dan Kota di DIY Makin Timpang?
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat rasio gini (tingkat ketimpangan pengeluaran) penduduk DIY naik 0,459 per September 2022. Kenaikan rasio gini ini terjadi baik di masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Statistisi Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan pada September 2022, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan menggunakan indikator rasio gini sebesar 0,459 poin.
Advertisement
"Angka ini meningkat 0,020 poin jika dibandingkan dengan rasio gini Maret 2022 yang besarnya 0,439 poin dan meningkat 0,023 poin dibandingkan dengan rasio gini September 2021 yang sebesar 0,436 poin," katanya, Senin (16/1/2023).
Dijelaskan Sentot, rasio gini di daerah perkotaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,468 poin atau meningkat dibanding Maret 2022 yang sebesar 0,446. Begitu pula jika dibandingkan dengan September 2021 yang angkanya hanya sebesar 0,443, rasio gini di daerah perkotaan pada Sepetember 2022 juga meningkat.
BACA JUGA: Saat JJLS Tersambung, Wilayah Selatan DIY Bakal Jadi Primadona
Sementara rasio gini di daerah perdesaan DIY, BPS mencatat pada September 2022 adalah sebesar 0,342.
"Kondisi ini juga menunjukkan adanya kenaikan jika dibandingkan dengan rasio gini Maret 2022 yang besarnya 0,332 dan rasio gini September 2021 yang sebesar 0,325," terangnya.
Meskipun sempat mengalami penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran pada September 2018, tetapi tingkat ketimpangan wilayah ini terus meningkat sejak Maret 2019.
Bahkan sejak berjangkitnya wabah Covid-19, angka rasio gini DIY meningkat dengan angka rata-rata sebesar 0,005 poin per semester.
Sebaliknya, secara nasional, dilansir dari Jaringan Informasi Bisnis Indoneia (JIBI), angka rasio gini per September 2022 justru menurun ketimbang Maret di tahun yang sama.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menyampaikan ketimpangan pengeluaran di perdesaan dan perkotaan turun 0,003 poin bila dibandingkan dengan Maret 2022.
“Ketimpangan turun baik di perkotaan maupun pedesaan,” kata dia, Senin.
Margo menjelaskan bahwa indeks ketimpangan di perkotaan mencapai 0,402 poin, turun sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Maret 2022. Sementara ketimpangan perdesaan pada September 2022 tercatat sebesar 0,313 poin, atau turun sebesar 0,001 poin dibandingkan Maret 2022.
BPS juga mencatat ketimpangan atau rasio gini di pedesaan pada 2022, baik pada survei yang dilakukan pada Maret dan September, lebih rendah dari rasio gini sebelum pandemi Covid-19 atau pada 2019.
Berbeda dengan di pedesaan, ketimpangan di daerah perkotaan masih terpantau lebih tinggi dari September 2019 (0,391 poin). “Kalau dilihat dibandingkan seri sebelumnya, ketimpangan di pedesaan itu sudah pulih mencapai di bawah level sebelum pandemi Covid-19,” ucap Margo.
Seperti diberitakan sebelumnya, meski rasio gini terjadi penurunan, BPS justru mencatat adanya kenaikan jumlah penduduk miskin pada September 2022 yang naik 200.000 juta jiwa menjadi 26,36 juta jiwa, bila dibandingkan dengan Maret 2022.
Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan pemerintah yang menaikan harga BBM pada September 2022 dan mendorong kenaikan harga komoditas pangan dan nonpangan yang dikonsumsi penduduk miskin, seperti beras, telur ayam, cabai merah, BBM, hingga biaya kontrak rumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
Advertisement
Advertisement