Kajor Wetan Jadi Salah Satu Lokus Stunting di Bantul, Kondisi Air Jadi Biangnya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Dusun Kajor Wetan, Kalurahan Selopamioro diklaim sebagai lokus stunting di Kabupaten Bantul.
“Stunting yang ada di beberapa wilayah di Bantul diakibatkan salah satunya karena fasilitas yang belum memadai. Dalam kesempatan ini, saya menyaksikan bahwa warga Kajor Wetan mendapatkan air dengan susah payah. Air tersebut pun juga memiliki dampak [negatif] pada kesehatan, sehingga terjadi kesenjangan dengan warga yang memiliki fasilitas mencukupi,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Bantul, Emi Masruroh di sela-sela peresmian Program Pengelolaan Air Bersih (PPAB) Selopamioro, Imogiri, Selasa (31/1/2023).
Advertisement
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan, Sri Nuryanti. Dia mengatakan warga Dusun Kajor Wetan masih membeli air bersih dan air bersih di dusun tersebut masul tiga hari sekali.
“Ternyata air di sini kan tidak layak dan masih ada yang beli. Tiap rumah tangga itu baru dapat dialiri air tiga hari sekali,” kata Nuryanti.
Senada, Lurah Selopamioro, Sugeng, mengatakan bahwa air di Dusun Kajor Wetan tidak layak konsumsi karena berasal dari rembesan sungai.
“Air di Dusun Kajor Wetan memang tidak layak minum. Dusun itu juga kan letaknya di perbukitan. Harapan kami dengan air dari sumur bor dapat menyehatkan warga. Soalnya memang benar kalau dikatakan Dusun Kajor Wetan jadi salah satu lokus stunting Sumur bor itu digunakan untuk 250 saluran rumah,” kata Sugeng.
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, “Kalau seseorang minum air keruh yang banyak bakterinya itu dapat membuat hidup tidak sehat,” kata Halim, Selasa.
BACA JUGA: PDIP Gunungkidul Perlu Ikut Tangani Stunting
Halim menyoroti dampak air kotor yang dikonsumsi ibu hamil dapat memengaruhi kualitas hidup si anak terkhusus terkait dengan stunting.
Menurutnya, orang desa dapat memiliki kemampuan di atas orang kota yang notabene memiliki fasilitas lengkap dan sumber air bersih. Karena itu air menjadi penting untuk kehidupan sehari-hari.
“Karena itu kita harus mengikuti aturan-aturan kesehatan, PHBS. Salah satu hal yang pokok adalah air bersih dan menyehatkan, sehingga jangan sampai terjadi stunting,” ucapnya.
Lebih jauh Halim mengatakan telah menyiapkan anggaran Rp50 juta untuk tiap padukuhan melalui program P2BMP. Khusus untuk Kalurahan Selopamioro, katanya, Pemkab Bantul telah mengalokasikan Rp900 juta.
“Pertama untuk mengatasi stunting. Posyandu harus dapat bagian anggaran itu. Kemudian untuk penanganan sampah dan pendidikan anak usia dini. Anak-anak Selopamioro, semuanya harus sekolah,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
Advertisement
Advertisement