Jadi Gudangnya Kerajinan, Bantul Justru Krisis Bahan Baku
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL — Pemkab Bantul tengah berupaya untuk menjadi bagian dari kabupaten/kota kreatif dunia atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) tahun ini. Sektor yang menjadi andalan untuk diusulkan dalam ajang tersebut adalah craft (kerajinan) folk art (kesenian rakyat). Ironisnya, bahan baku kerajinan di Bumi Projotamansari justru kekurangan.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan Bantul sudah ditetapkan oleh Bekraf sebagai kabupaten kreatif pada 2017 lalu. Kemudian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga menetapkan Bantul sebagai kabupaten kreatif Indonesia pada tahun lalu. Karena itu, menurut Bupati, saatnya Bantul menuju ke level dunia untuk masuk dalam jejaring kabupaten/kota kreatif dunia.
Advertisement
Dia mengatakan kabupaten dan kota di dunia yang masuk dalam UCCN bisa dihitung jari karena persyaratan yang ketat. Bantul optimistis bisa meraihnya dengan dukungan dari sejumlah pihak, baik pelaku kerajinan, maupun daerah-daerah lain di DIY dan luar DIY.
“Kami mengajak kolaborasi dengan daerah lain, karena ada problem industri kreatif. Kami punya sentra grabah tetapi tanah lihat enggak punya, kami punya sentra home décor tapi tidak punya serat abaka, eceng gondok, dan rotan. Kami punya sentra kerajinan kulit tetapi tidak punya bahan baku kulit. Karena itu bagi daerah yang bisa memproduksi bahan baku tersebut produksilah nanti kami yang menyerapnya,” katanya dalam acara Seminar Nasional Bantul Menuju Kota Kreatif UCCN 2023 di Hotel Ros-In Bantul, Senin (13/3/2023).
BACA JUGA: Kongres Kerajinan Indonesia Bakal Digelar di Bantul
Seminar nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Bantul tersebut dihadiri pelaku ekonomi kreatif, perbankan, akademisi, seniman, pimpinan organisasi pemerintah daerah (OPD), dan sejumlah kepala dinas pariwisata dari kabupaten dan kota di DIY, serta perwakilan dari sejumlah daerah dari luar DIY. Lewat seminar nasional tersebut, Halim menginginkan adanya kalaborasi untuk menuju jejaring kabupaten/ kota dunia.
Dia menjelaskan, nilai ekspor kerajinan Bantul selama lima tahun terakhir mencapai Rp9,5 triliun. Pada 2021 saja nilai ekspor kerajinan Bantul bisa mencapai Rp2,33 triliun. “Dari crafts saja sudah melebihi jumlah APBD Bantul,” ujarnya.
Selain itu sektor crafts juga banyak menyerap tenaga kerja. “Ada 3.800 unit usaha ekonomi kreatif, masing-masing unit mempekerjakan 5-30 orang, bahkan ada yang sampai mepekerjakan 50 orang. Dengan demikian serapan tenaga kerja mampu mengatasi problem ketenagakerjaan,” imbuhnya.
Menparekraf, Sandiaga Uno, dalam pernyataannya secara daring mengapresiasi terselenggaranya seminar nasional tersebut sebagai bagian dari upaya Bantul menuju kabupaten dan kota jejaring kreatif dunia versi UNESCO. Menurutnya, Bantul menjadi salah satu dari lima daerah di Indonesia yang tengah mempersiapkan menuju UCCN tersebut.
“Melalui seminar ini semoga Bantul dapat menguatkan jejaring stakeholders dan berkontribusi di tingkat global. Saya harapkan kesuksesan juga seluruh aktor ekonomi kreatif. Selamat berjuang menuju UCCN,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ada 488 PNS Pensiun di Tahun Ini, Begini Harapan PJs Bupati Sleman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Kamis 21 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Kamis 21 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
- Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Kamis 21 November 2024
- Diskriminasi Masih Marak, Jurnalis Perlu Mengadvokasi Kelompok Minoritas
Advertisement
Advertisement