Advertisement

Promo November

Triwulan Pertama 2023, Realisasi Investasi di Kulonprogo Mencapai Rp122 Miliar

Andreas Yuda Pramono
Selasa, 18 April 2023 - 16:47 WIB
Andreas Yuda Pramono
Triwulan Pertama 2023, Realisasi Investasi di Kulonprogo Mencapai Rp122 Miliar Ilustrasi jembatan. JJLS Bantul dan Kulonprogo akan tersambung tahun depan melalui Jembatan Srandakan III. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO— Realisasi investasi di Kabupaten Kulonprogo selama triwulan pertama tahun 2023 mencapai Rp122 Miliar. Kendati belum ada laporan resmi, namun angka tersebut telah disetujui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.

BACA JUGA: Investasi Kulonprogo Kini Capai Rp310 Miliar

Advertisement

Bidang Pengawasan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Cahyono mengatakan bahwa capaian triwulan pertama tersebut masih meliputi empat hotel di wilayah aerotropolis.

“Empat hotel yang masuk dalam wilayah aerotropolis itu seperti Daffam, Ibbis, Novotel, dan Swiss Belhotel. Itu yang punya kontribusi cukup besar,” kata Cahyono ditemui di kantornya pada Senin (17/4/2023).

Selain hotel tersebut, Cahyono mengaku belum melihat investasi yang baru kendati DPMPTSP terus menawarkan kawasan aerotropolis sebagai objek investasi.

“Tahun depan kan ada rencana pembangunan tol di Kulonprogo. Pembangunan tol itu kan diserahkan kepada pihak swasta. Nah, pembangunan itu nanti masuk dalam realisasi investasi juga. Kalau proyek pemerintah dengan APBN atau APBD tidak boleh dimasukan realisasi investasi,” katanya.

Lebih jauh, apabila membandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, maka realisasi tahun 2023 justru turun.

“Tahun lalu persisnya triwulan pertama, realisasi investasi mencapai Rp191 miliar. Karena itu ada pengurangan. Tapi bisa dibilang stabil tahun ke tahunnya,” ucapnya.

Jelas Cahyono, ujung tombak datangnya investasi adalah promosi. Hanya saja, perlu bahan promosi yang disiapkan dengan matang untuk menggaet investor. Bahan yang matang didapat setelah melakukan kajian Investment Project Ready to Offer (IPRO). IPRO dapat memastikan projek yang ditawarkan clean and clear atau minim permasalahan.

“Mudahnya, ada projek investasi yang langsung bisa diambil alih; sudah siap lah. Itu bahan promosi yang andal. Kalau kami hanya sekadar promosi potensi-potensi, lalu begitu ada investor yang tertarik kan pertama-tama mereka harus menjalankan semacam survei dan kajian. Proses itu kan lama, [jadi bisa batal investasinya],” lanjutnya.

Bidang Penanaman Modal DPMPTSP Kulonprogo, Francisco SFA mengatakan bahwa salah satu hambatan dalam menarik investor adalah lahan.

“Kami kesulitan mencari lahan dengan luasan di atas 1 hektar [satu bidang]. Misal kemarin kami mencoba membuat atau mengkaji lokasi untuk menyusun IPRO. Nah, ada lahan dua hektar, namun satu lahan tersebut dimiliki oleh sekitar 30 pemiliki,” kata Francisco ditemui di kantornya pada Senin (17/4/2023).

Selain itu, katanya harga tanah yang diminta pemilik tiap bidang tersebut berbeda. Padahal calon investor menginginkan harga yang sama. Tegas dia, penentuan harga akan dilakukan melalui appraisal.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa

News
| Jum'at, 22 November 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement