Advertisement

Seluk Beluk PSHT, Kelompok Pesilat yang Tawuran di Tamsis Jogja

Bernadheta Dian Saraswati
Selasa, 06 Juni 2023 - 03:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Seluk Beluk PSHT, Kelompok Pesilat yang Tawuran di Tamsis Jogja Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan saat mendamaikan dua kelompok yang terlibat tawuran di Kota Jogja, Senin (5/6 - 2023) dinihari. / Instagram.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sejak Minggu (4/6/2023) malam, PSHT menjadi sorotan publik lantaran terlibat tawuran di Jalan Taman Siswa atau Tamsis Jogja. Bagaimana seluk beluk salah satu organisasi olahraga di bidang pencak silat ini?

Dihimbun dari berbagai sumber, PSHT merupakan singkatan dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Organisasi ini diinisiasi sejak 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Advertisement

PSHT termasuk organisasi pencak silat yang ikut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada 18 mei 1948. PSHT dapat dikatakan sebagai organisasi besar karena anggotanya menyebar di seluruh Indonesia. Setidaknya ada tujuh juta orang yang menjadi anggota dan tersebar di 236 cabang di kabupaten/kota.

Tidak hanya itu, PSHT juga memiliki 10 komisariat di perguruan tinggi dan 10 komisariat di luar negeri seperti Malaysia, Belanda, Rusia, Timor Leste, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Belgia dan Prancis.

Baca juga: Peninggalan Ki Hajar Dewantara Dirusak Massa Tawuran, Begini Respons Sultan Jogja

Awalnya, PSHT lahir karena saat itu ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada kaum bangsawan seperti bupati hingga masyarakat bergelar raden. Ki Hardjo Oetomo akhirnya meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan perguruan silat yang lebih merakyat dan dapat dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang kemerdekaan.

Namun setelah disetujui dan akhirnya berdiri dengan nama SH PSC atau Setia Hati Pemuda Sport Club, muncul anggapan bahwa perguruan silat ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perguruan silat yang sudah ada sebelumnya. SH PSC sampai disebut sebagai SH Murtad.

Pro kontra di kalangan pegiat silat tidak membuat SH PSC mundur. SH PSC terus berkembang hingga akhirnya pada 1942, seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate dan disepakati dalam kongres di Madiun pada 1948.

PSHT kemudian mengubah sistemnya dari perguruan menjadi sistem persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi.

Para anggota PSHT diajarkan budi luhur dan menggunakan pencak silat sebagai pelajaran pada tingkat pertama. Hal ini karena selain pencak silat merupakan warisan budaya bangsa, pencak silat juga memiliki unsur-unsur persaudaraan, olahraga, bela diri, seni budaya, dan kerohanian atau ke-SH-an (ajaran budi luhur).

Minta Maaf

Diberitakan Harianjogja.com sebelumnya, PSHT akhirnya meminta maaf kepada warga dan juga Sultan Jogja karena terlibat tawuran di seputaran Jalan Kenari hingga Jalan Taman Siswa. Tawuran dilatarbelakangi penganiayaan yang melibatkan anggota PSHT dan anggota Brajamusti, kelompok suporter PSIM Jogja, di Parangtritis, Bantul, akhir Mei lalu.

Polres Bantul sebenarnya sudah menangkap pelaku penganiayaan. Namun, ratusan anggota PSHT tetap mendatangi Kota Jogja pada Minggu sore dan terlibat tawuran dengan warga di sejumlah tempat, dari Jalan Kenari hingga Jalan Taman Siswa, hingga malam harinya.

PSHT dan Brajamusti akhirnya sepakat berdamai di Mapolda DIY, Senin (5/6/2023).

Ketua Cabang PSHT Bantul, Tri Jaka Santosa, meminta maaf kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan masyarakat Jogja karena kejadian tawuran tersebut. “Saya pertama minta maaf kepada Bapak Gubernur. Kedua kepada masyarakat Jogja. Saya betul-betul minta maaf karena ini di luar kemampuan kami dan saya sudah berusaha membendung [massa PSHT yang datang ke Jogja],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement