Advertisement
Waspada Antraks, Masyarakat dan Peternak Jogja Diimbau Waspada

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Temuan kasus penyakit antraks di salah satu kabupaten di DIY, menjadi perhatian Pemkot Jogja untuk melakukan pemantauan. Rumah Pemotongan Hewan (RPH), masyarakat dan peternak diminta untuk terus waspada dengan potensi penularan penyakit tersebut.
Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja Sri Panggarti mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan peningkatan pemantauan ke peternak dan RPH. Dari hasil pemantauan yang dilakukan belum ditemukan hewan terkena antraks di wilayahnya.
Advertisement
Dijelaskan Panggarti, penyakit antraks disebabkan oleh bakteri Antraks (Bacillus Anthracis). Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan hidup selama 60 tahun di dalam tanah, sehingga sulit untuk dimusnahkan. Sumber penularan antraks pada manusia diantaranya adalah sapi, kerbau, kambing dan domba yang terinfeksi oleh bakteri antraks.
''Setelah ada informasi antraks di Gunungkidul, kami sudah tingkatkan pengawasan. Sampai saat ini semua hewan negatif, tidak ada yang bergejala. Kami juga lakukan edukasi ke peternak agar lebih membatasi pasokan dari daerah yang rentan terdapat bakteri antraks tersebut," jelasnya, Jumat (7/7/2023).
Baca juga: Minta Setop Tradisi Brandu, Pemkab Gunungkidul: Ikut Asuransi Ternak Saja!
Dia menambahkan bahwa hewan yang terkena antraks tidak boleh dipotong. Selain itu, bagi hewan yang mati dan ciri-cirinya menyerupai kasus antraks juga dilarang dibuang ke sungai, dilarang untuk dikonsumsi, serta dilarang untuk memperjualbelikan.
"Kalau ada riwayat mengkonsumsi daging, mengolah atau berkunjung dari daerah lain yang terkena kasus antraks kemudian mengalami sakit demam, segera periksa ke dokter dan diceritakan riwayatnya. Bisa jadi tertular oleh bakteri antraks melalui spora atau debu dan kulit hewan," jelasnya.
Hingga saat ini DPP Kota Jogja mencatat setelah dilaksanakannya Iduladha jumlah sapi di Kota Jogja ada sebanyak 77 ekor sedangkan untuk kambing dan domba sebanyak 697 ekor. Peternak diimbau melakukan pencegahan melalui vaksinasi antraks, pengobatan, pengawasan lalu lintas hewan dan produk pangan asal hewan, isolasi hewan serta memberikan disinfektan.
"Saya berharap peternak lebih peduli tentang kesehatan hewannya. Bagaimana hewan yang sehat, jika ada gejala segera lapor ke instansi terkait untuk ditangani," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Se-Sulawesi Berbagi Tanggung Jawab Selesaikan RDTR
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
Advertisement
Advertisement