Advertisement
Turunkan Kasus Stunting, Wabup Sleman: Butuh Kolaborasi Semua Pihak

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pencegahan dan penanganan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Dibutuhkan kerjasama dengan semua pihak agar angka kasus stunting menurun.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman mengajak seluruh pihak untuk terus berkomitmen dan bersinergi dalam upaya penurunan stunting.
Advertisement
Upaya ini, katanya, tidak akan bisa berhasil tanpa adanya kesadaran dari masyarakat terkait penanganan stunting ini. Pola asuh dan pola makan anak, kata Danang sangat berpengaruh pada muncunya kasus stunting. Kedua hal tersebut dapat berpengaruh pada kebutuhan gizi anak yang tercukupi.
BACA JUGA: Kader Posyandu di DIY Diperkuat untuk Menekan Kasus Stunting
"Para orang tua harus punya kesadaran untuk memonitor kesehatan dan perkembangan anaknya. Karena sebaik apa pun program pemerintah, tanpa adanya kesadaran dari masyarakat, maka tidak ada artinya," ucapnya, Rabu (19/7/2023).
Menurut Danang, upaya penurunan stunting dapat dilakukan dengan beberapa hal. Di antaranya dengan memperbaiki pola asuh anak, pola makan anak, memvalidasi alat ukur stunting, dan mengoptimalkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). "Kami juga terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program dan kegiatan penurunan stunting yang dicanangkan pemerintah," katanya.
Danang misalnya, menghadiri acara monitoring dan evaluasi terkait penanganan stunting di Kapanewon Ngemplak, Sleman, Selasa (18/7/2023). Kegiatan tersebut dihadiri oleh TPPS Ngemplak, Forkompim Kapanewon Ngemplak, Lurah se-Kapanewon Ngemplak, dan TP PKK Ngemplak.
Kegiatan monev tersebut diharapkan dapat mengetahui berbagai kendala, permasalahan maupun hambatan dalam upaya menurunkan stunting di Kabupaten Sleman. “Tujuan monev kinerja TPPS di tingkat kapanewon agar program berjalan baik dan tepat sasaran. Goals nya tentu penuruan prevalensi stunting di Sleman dengan target jangka panjang Sleman Zero Stunting,” ujarnya.
Untuk diketahui, prevalensi stunting Sleman tahun 2022 berdasarkan SSGI mengalami penurunan sebesar 1,9% menjadi 6,88%. Masih ada beberapa kasus yang harus ditangani oleh Pemkab. Danang mengimbau TPPS untuk selalu bersinergi dan memberikan edukasi dan informasi tentang pentingnya penanggulangan stunting kepada masyarakat.
BACA JUGA: Penanganan Stunting Butuh Kerjasama Seluruh Elemen
Panewu Ngemplak, Sumariyah, menjelaskan saat ini angka stunting di Ngemplak ada 8,26%. Maka, Kapanewon Ngemplak telah melakukan sejumlah upaya, baik intervensi spesifik ataupun intervensi sensitif, untuk menangani masalah stunting di Kapanewon Ngemplak.
Intervensi spesifik yang dilakukan, katanya, di antaranya optimalisasi pola pemberian makan pada bayi dan anak, dan pemberian dari Kalurahan berupa alat ukur dan alat timbang sesuai standart.
"Sedangkan intervensi sensitif di antaranya monitoring dan pendampingan Posyandu, pendampingan kegiatan tumbuh kembang anak di kegiatan BKB, pelatihan Kader TPK, dan pendampingan Catin, Bumil, Bufas, Baduta, dan Balita oleh Kader TPK," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Laga Hidup Mati PSIS Semarang vs PSS Sleman, Penentu Masa Depan Laskar Mahesa Jenar dan Super Elja di Liga 1
- 10 Kalurahan di Gunungkidul Dinyatakan Lunas PBB, Ini Rinciannya
- Dampak Hujan dan Angin Kencang di Sleman, Pohon hingga Bangunan Pagar Roboh
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 9 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 9 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement