TPA Piyungan Transisi Tahap I Dibuka 3 Hari, Ditutup 1 Hari
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dibuka secara terbatas, TPA Piyungan Transisi Tahap I akan menerapkan sistem buka tutup dalam waktu tertentu. Selama penutupan akan dilakukan evaluasi terhadap kapasitas TPA Piyungan.
“Memang benar TPA Piyungan [Transisi Tahap I] beroperasi terbatas, maksimal 100 ton per hari, dengan sistem 3 hari on, 1 hari off untuk penataan. Sehingga pengurangan volume sampah dari masyarakat diprioritaskan,” kata Tri Saktiyana, Asisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rabu (2/8/2023).
Advertisement
Menurut Tri dengan sistem tersebut, akan dievaluasi antara volume sampah dari Kota Jogja yang dibuang ke TPA Piyungan Transisi Tahap I dengan kapasitas tempat pembuangan sampah tersebut. Dengan begitu, maka kondisi TPA Piyungan Transisi Tahap I dapat terus terpantau.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DIY, Kuncoro Cahyo Aji menyampaikan sistem tersebut akan diterapkan dalam beberapa waktu kedepan hingga waktu yang belum ditentukan.
“Kalau waktunya belum ditentukan, kita akan buka 3 hari, tutup 1 hari untuk menata dan mengevaluasi. Komposisi [sampah Kota Jogja yang dibuang ke TPA Piyungan Transisi Tahap I] itu kan sangat dinamis, sehingga tidak ada [jangka] waktu berapa hari, tetapi kita selalu evaluasi. Itu bukan metode selamanya, tetapi itu akan tetap tergantung hasil evaluasi,” katanya.
Menurut Kuncoro, hasil pembuangan sampah Kota Jogja ke TPA Piyungan Transisi Tahap I akan dievaluasi esok hari. “Baru besok [evaluasi TPST Piyungan], Tidak dapat dihitung [jangka waktu penuhnya kapasitas TPA Piyungan Transisi Tahap I], saya akan lihat setelah satu hari [evaluasi]. Sekarang sampah kadang turun, kadang tidak turun, tergantung iklim juga, kalau hujan tidak bisa [turun volume sampah],” katanya.
BACA JUGA: Dibuka Terbatas, TPA Piyungan Masih Sepi dari Aktivitas Pembuangan Sampah
Sementara menurut Kuncoro hasil pengolahan sampah yang telah diupayakan setiap kabupaten dan kota selama TPST Piyungan yang dibuka secara terbatas. Dia berharap pengolahan sampah tersebut dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan tiap kabupaten dan kota.
Di Bantul misalnya, menurut Kuncoro akan ada beberapa pasar yang akan menyediakan jugangan untuk menampung sampah organiknya. Selain itu, jugangan juga akan ada di rumah-rumah warga, pengolahan sampah anorganik juga disalurkan melalui bank sampah yang telah berdiri.
Kemudian untuk Kota Jogja beberapa waktu belakangan telah melakukan upaya pengolahan sampah organik melalui program Mbah Dirjo atau mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja.
Program baru tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan sampah organik yang ada. Kemudian, Kota Jogja juga telah berupaya mengolah sampah organik rumah tangga melalui lubang sisa dapur (losida), biopori jumbo, eco enzyme, dan ember tumpuk yang selama ini telah digencarkan di setiap kelurahan.
Ke depan menurut Kuncoro apabila TPA Piyungan Transisi Tahap 2 telah rampung dibangun, tempat pengolahan sampah tersebut hanya akan menampung residu dari Kota Jogja, Kabupaten Sleman dan Bantul. Pengolahan sampah disana juga akan menggunakan teknologi. Karena menurut Kuncoro, tempat pengolahan sampah yang saat ini telah ada, misal di Tamanmartani yang mengolah sampah Kabupaten Sleman dinilai belum mampu menampung volume sampah yang dihasilkan kabupaten tersebut.
“[TPA Piyungan] masih sama, tetapi dengan teknologi. Dengan jumlah volume sampah di Tamanmartani tidak cukup, meskipun Tamanmartani diarahkan untuk mengolah sampahnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
- Heroe-Pena Optimistis Kantongi 40 Persen Kemenangan
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Jumat 22 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Advertisement