Advertisement

Promo November

Stunting di Kota Jogja Bukan Masalah Kemiskinan tapi ..

Media Digital
Kamis, 05 Oktober 2023 - 19:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Stunting di Kota Jogja Bukan Masalah Kemiskinan tapi .. Bacaleg DPRD DIY dari Partai Gerindra untuk Dapil Kota Jogja Diaz Ayu Maylanda (kanan), bacaleg DPRD DIY dari Partai PDIP untuk Dapil Kota Jogja R.B. Dwi Wahyu B. (tengah), serta Wapemred Harian Jogja Nugroho Nurcahyo (kiri) dalam talkshow Obrolan Bacaleg "HUT Ke-267 Kota Jogja: Membangun dengan Semangat Tatag, Teteg, Tutug pada Kamis, (5/10/2023). (Harian Jogja - Lajeng Padmaratri)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Prevalensi stunting kasus stunting di Kota Jogja berada di kisaran 13,8%. Meski rendah, hal ini perlu menjadi perhatian bersama agar dapat segera diselesaikan. 

Keterangan tersebut disampaikan bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD DIY dari Partai PDIP untuk Dapil Kota Jogja R.B. Dwi Wahyu B dan bacaleg DPRD DIY Dapil Kota Jogja, Diaz Ayu Maylanda dalam dalam Talkshow Obrolan Bacaleg "HUT Ke-267 Kota Jogja: Membangun dengan Semangat Tatag, Teteg, Tutug” yang disiarkan secara streaming di YouTube Harian Jogja pada Kamis (5/10/2023). 

Advertisement

Baca Juga: Stunting Selopamioro Turun 29,72%, Ini Kuncinya

Kedua bacaleg ini juga menyoroti stunting sebagai pekerjaan rumah di Kota Jogja. Prevalensi stunting di Kota Jogja kini di angka 13,8%. Meski angka ini terendah di DIY, namun stunting di Kota Jogja dirasa penting untuk menjadi perhatian bersama. 

“Bicara stunting jadi tamparan tersendiri bagi Jogja. Wong di Jogja kok, stuntingnya masih tinggi. Stunting harusnya selesai di posyandu,” kata Diaz. 

Menurutnya, stunting bukan hanya persoalan orang miskin. Lebih dari itu, stunting merupakan problem ketiadaan pengetahuan terkait nutrisi dan tumbuh kembang anak.

Baca Juga:  Pemkot Jogja Lampaui Target Penurunan Stunting, Ini Strateginya

Dwi Wahyu mengharapkan pemerintah menciptakan foodbank untuk mengatasi stunting. Tidak cukup dengan pemberian makanan tambahan, mengatasi stunting juga butuh sarana dan fasilitas. 

“Foodbank itu perlu kerja sama dengan dinas pertanian atau dinas perikanan. Misal pelatihan di posyandu seperti bikin olahan ikan frozen, berarti perlu freezer kan. Kalau bisa tiap posyandu punya freezer juga,” urainya. 

Senada, Diaz Ayu menganggap banyaknya orang tua yang sibuk saat ini membuat mereka lengah dalam manajemen nutrisi anak. “Stunting itu bukan cuma orang miskin, karena ini soal pengetahuan juga. Banyak orang tua punya uang, tapi malas dan anak jadi diberi junkfood,” kata dia. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement