Advertisement
Dinkes Bantul Waspadai DBD di Awal Musim Hujan

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Dalam beberapa bulan belakangan, kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Bantul cenderung mengalami penurunan. Meski begitu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul meminta agar masyarakat mewaspadai penyakit Demam Berdarah (DBD) selama awal musim penghujan.
Kepala Dinkes Kabupaten Bantul, Agus Tri Widyantara menuturkan bahwa dalam beberapa bulan belakangan terjadi penurunan kasus DBD di Kabupaten Bantul.
Advertisement
“Selama musim kemarau ini mengalami penurunan kasus DBD. Ini per bulan Oktober [2023] ada 4 kasus di Kabupaten Bantul. Di tahun 2023 tidak ada kasus meninggal untuk DBD,” ujarnya, Minggu (5/11/2023).
Sementara berdasarkan catatan Dinkes Kabupaten Bantul ada 4 kasus DBD pada September 2023, 11 kasus DBD pada Agustus 2023, dan ada 8 kasus DBD pada Juli 2023.
Meskipun jumlah kasus DBD cenderung menurun, Agus tetap meminta agar masyarakat tetap menerapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya kasus DBD. Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat antara lain melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Upaya PSN dapat dilakukan dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
“Dengan kita menjaga jangan sampai ada air yang menggenang entah itu bekas perabotan, kaleng bekas, ban bekas atau juga bekas pepohonan yang ditebang, ada lubang yang dapat terjadi genangan air, [diimbau] dibersihkan,” katanya.
Dia pun berharap upaya dari seluruh masyarakat untuk dapat mengantisipasi terjadinya DBD.
“Untuk menghadapi musim hujan, kami berharap masyarakat tetap bisa menjaga lingkungannya masing-masing. Jangan sampai nanti ada tempat yang memungkinkan untuk berkembangnya nyamuk,” tuturnya.
BACA JUGA: Wolbachia Sukses, Kasus Demam Berdarah di Bantul Turun Drastis
Dengan begitu, dia berharap tidak terjadi lonjakan kasus DBD menjelang akhir tahun 2023.
“PSN digencarkan, meski kasus DBD di Kabupaten Bantul menurun, masyarakat jangan sampai lengah, jangan sampai nanti ada lonjakan kasus DBD lagi,” imbuhnya.
Selama ini menurut Agus, Kabupaten Bantul telah menerapkan program Wolbachia wis Masuk Bantul (Wow Mantul) sejak tahun 2022 untuk dapat menurunkan kasus DBD. Dalam program tersebut, dilakukan penyebaran bibit nyamuk yang telah terkontaminasi bakteri Wolbachia. Kemudian ketika nyamuk tersebut kawin dengan nyamuk biasa, maka bakteri Wolbachia akan diturunkan ke generasi berikutnya. Jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus demam berdarah, maka virus tersebut akan tersebut akan mati oleh bakteri Wolbachia. Sehingga nyamuk tersebut tidak dapat menyebarkan virus demam berdarah ke tubuh manusia.
“Dengan program tersebut sudah cukup efektif mengurangi kasus DBD di Kabupaten Bantul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Masih Koordinasi Terkait Lokasi Pemeriksaan Gubenur Jatim Khofifah Sebagai Saksi Kasus Korupsi Dana Hibah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tetapkan Mas-mas Pelayaran Penganiaya Rekan Driver Ojol Tersangka dan Ditahan
- Polisi Dalami Peretasan Nomor Whatsapp Bupati Kulonprogo
- Bahas Karakter Pemuda di Era Digital, Momo: Seni Jadi Tameng Terakhir Kebebasan Berpikir
- Tak Hanya Mas-Mas Pelayaran, Polresta Sleman Juga Tetapkan Dua Orang Ini Sebagai Tersangka dan Ditahan Atas Kasus Penganiayaan Rekan Driver Ojol
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Senin (7/7/2025)
Advertisement
Advertisement