Advertisement
5 Kalurahan di Bantul Berstatus Masyarakat Siaga Tsunami

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–National Tsunami Ready Board (NTRB) telah menetapkan lima kalurahan di Kabupaten Bantul sebagai Masyarakat Siaga Tsunami atau Tsunami Ready Community Tingkat Nasional pada (3/11/2023). Penetapan tersebut dilakukan setelah 5 kalurahan tersebut dinilai memenuhi indikator yang dipersyaratkan.
Staf Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Pasca Bencana BPBD Bantul, Budianta menyampaikan lima kalurahan yang ditetapkan sebagai Masyarakat Siaga Tsunami yaitu Kalurahan Parangtritis, Tirtohargo, Srigading, Gadingsari, dan Poncosari.
Advertisement
BACA JUGA : Jadi Titik Rawan Tsunami, 5 Kalurahan di Bantul Dapat Pendampingan dari BMKG
“Penetapan tersebut dilakukan setelah lima kalurahan tersebut memenuhi 12 indikator Masyarakat Siaga Tsunami,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (12/11/2023).
Dua belas indikator tersebut yaitu kalurahan tersebut telah memiliki peta bahaya tsunami, memiliki informasi perkiraan jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami, memiliki papan informasi publik tentang gempa dan tsunami.
Kemudian kalurahan tersebut memiliki inventaris sumberdaya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial untuk pengurangan risiko bahaya tsunami, memiliki peta evakuasi tsunami yang mudah dimengerti yang disusun bersama dengan pihak berwenang berkolaborasi dengan masyarakat.
“Pada lima kalurahan tersebut telah ada peta dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana,” katanya.
Kemudian kalurahan tersebut memiliki materi pendidikan dan kesiapsiagaan yang didistribusikan, memiliki kegiatan pendidikan dan kesiapsiagaan secara rutin, melakukan pelatihan tsunami secara rutin. Dalam penyelenggaraannya, menurut dia, BPBD Kabupaten Bantul terus melakukan pendampingan kepada masyarakat di lima kalurahan tersebut.
“Pelatihan keterampilan [apabila terjadi tsunami] dan evakuasi telah dilakukan. Setiap tahun ada simulasi [tsunami] mandiri oleh desa dengan masyarakat,” katanya.
Selain itu kelima kalurahan tersebut telah memiliki rencana operasi darurat tsunami, memiliki kapasitas untuk melaksanakan rencana operasi kedaruratan, memiliki kemampuan menerima info gempa dan peringatan dini tsunami, serta memiliki kemampuan menyebarluaskan info genap dan peringatan dini tsunami.
“Di kalurahan tersebut telah memiliki dokumen kontijensi atau dokumen penanggulangan bencana tsunami. Dalam dokumen itu ada rencana aksi kalurahan dan susunan tim penanggulangan bencana dari setiap desa,” katanya.
Kelima kalurahan tersebut saat ini juga telah memiliki Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) yang dapat menjadi wadah untuk berupaya mengurangi resiko bencana tsunami di lima kalurahan tersebut.
BACA JUGA : BMKG Siapkan Skenario Terburuk Gempa dan Tsunami di Selatan Jogja
Dia menuturkan pihaknya telah menyiapkan masyarakat pada lima kalurahan tersebut telah sejak tahun 2012. BPBD Kabupaten Bantul telah memberikan pendampingan dan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat Kabupaten Bantul yang berada di sekitar Pantai Selatan dapat memiliki kemampuan untuk menghadapi bencana tsunami dan gempa.
“Lima kalurahan tersebut sudah merupakan kalurahan tangguh bencana. Ketika kemarin diajukan [Masyarakat Siaga Tsunami], tinggal dilakukan review dan meningkatkan beberapa hal,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI Desak Mendagri Tito Hentikan Efisiensi Dana Transfer ke Daerah
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Top Ten News Harianjogja.com, Senin 15 September 2025, Ribuan Pesilat Bertemu di Jogja, Hasil Man City vs Man United, Mafia Tanah Kas Desa
- Dispar Bantul Pindahkan TPR Wisata Pantai dengan Tenda Darurat
- Polsek Mergangsan Jogja Amankan ODGJ yang Lempar Botol ke Tukang Parkir
- Bupati Sleman Tugaskan OPD Dampingi Kalurahan Kelola Tanah Kas Desa
- Wabup Sleman Tegaskan UMKM Jadi Pilar Ekonomi Kerakyatan
Advertisement
Advertisement