Advertisement

Haedar Nashir Menyoroti Kesenjangan Kampus dengan Masyarakat di Indonesia

Sunartono
Rabu, 20 Desember 2023 - 06:17 WIB
Sunartono
Haedar Nashir Menyoroti Kesenjangan Kampus dengan Masyarakat di Indonesia Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Profesor Haedar Nashir menyoroti masih tingginya kesenjangan antara pusat kemajuan perguruan tinggi atau kampus dengan masyarakat. Kondisi ini harus diatasi untuk meminimalkan jarak tersebut dengan mendorong perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) lebih banyak berperan dalam mencerdaskan masyarakat.

Haedar mengatakan jumlah guru besar di lingkungan PTMA seluruh Indonesia saat ini ada 281 orang. Ia berharap ada perbandingan lurus antara jumlah guru besar, doktor dengan kualitas kemajuan perguruan tinggi, sehingga keberadaan guru besar tidak berhenti pada mobilitas individual tetapi memberikan dampak bagi kemajuan insititusi.

Advertisement

BACA JUGA : Bertemu Haedar Nashir, Kaesang Minta Wejangan Soal Berpolitik Praktis

“Kondisi PTN PTS berlomba mencapai keunggulan dalam penilaian nasional dan internasional menjadi pertanda bagus bagi Indonesia. Tetapi kita melihat masih ada kesenjangan antara pusat kemajuan dalam hal ini universita dengan masyarakat, padahal tujuan pendidikan mencerdaskan,” katanya dalam Pidato Milad UAD, Selasa (19/12/2023).

Haedar mengungkap ada banyak indikator kesenjangan tersebut. Antara lain daya saing bangsa masih rendah, bahkan posisi Indonesia di ASEAN saja masih di bawah enam negara lain. Hal ini karena masyarakat belum sepenuhnya menjadi ilmu sebagai pegangan, tampak dari indeks membaca masih berada di angka 0,01 atau aktivitas membaca hanya dilakukan satu dari 1000 orang.

“Kita lihat di kereta api, pesawat dan banyak tempat, tidak banyak orang membaca dan menulis. Hanya nalar ngobrolnya yang kuat. Hal ini menimbulkan ada kesenjangan sosial budaya antara institusi keunggulan kemajuan [perguruan tinggi] dengan masyarakat secara keseluruhan. Mohon dikaji kenapa masyarakat kita seperti itu,” katanya.

Menurutnya Muhammadiyah sudah berusaha lewat lembaga pendidikan berusaha mencerdaskan dan mencerahkan. Akan tetapi Muhammadiyah masih belum menjadi mayoritas. “Pesan kami perguruan tinggi, kita tidak boleh berhenti, harus terus mengedukasi, memberdayakan masyarakat, kita disebut sebagai gerakan pencerahan, agar menjadi masyarakat mayoritas terdidik cerdas,” katanya.

Rektor UAD Profesor Muchlas menyatakan komitmen kampusnya dalam memperkecil kesenjangan tersebut melalui berbagai program yang digulirkan kampus baik kegiatan dosen maupun mahasiswa yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Pada 2023 ini UAD menjadi PTS terbanyak yang mendapatkan SK Guru Besar sebanyak 14 orang di wilayah LLDikti V. Asisten ahli 225 orang, lektor 357 orang, lektor kepala 78 orang dan guru besar sebanyak 37 orang. Keberadaan guru besar tentu diharapkan berdampak pada kemajuan pendidikan.

BACA JUGA : Capres dan Cawapres Diminta Punya Komitmen soal Lingkungan

“Selain menekankan komitmen mengembangkan fungsi sebagai dakhwah  kaderisasi Muhammadiyah, kami juga terus berusaha memberikan kontribusi dalam mencerdaskan masyarakat melalui berbagai program,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jokowi Sebut Ada 29 Perusahaan Singapura Berinvestasi di IKN

News
| Senin, 29 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement