Advertisement
Lumbung Beras, Cara Warga Tirto Bantul Berbagi ke Sesama
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Warga RT 7, Padukuhan Tirto, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul menggelar kegiatan berbagai beras kepada sesama yang membutuhkan melalui program Lumbung Beras.
Daryono, Ketua RT 7 menyampaikan kegiatan berbagi beras tersebut telah dilakukan sejak September 2023. Dia bercerita kegiatan tersebut telah diinisiasi sejak 2 tahun lalu. Saat itu, warga RT 7 mengikuti kegiatan karnaval. Untuk mendukung kegiatan tersebut, warga mengumpulkan dana hingga mencapai Rp26 juta.
Advertisement
Berawal dari kejadian itu, Daryono dan warga setempat meyakini dengan bergerak bersama, maka dapat mewujudkan gerakan sosial yang berdampak besar bagi masyarakat.
Saat itu, beberapa warga ingin memberikan donasi bukan berupa beras, tetapi uang. Namun, setelahi berdiskusi dengan beberapa tokoh agama dan masyarakat yang berpengaruh, akhirnya donasi dialihkan dalam bentuk beras.
“Mereka [tokoh masyarakat] kurang setuju untuk uang, takutnya, kalau orang tua diberi uang, yang memaksimalkan [menggunakan] donasi bukan penerimanya,” katanya.
Dalam proses pembentukannya, awalnya penamaan kegiatan tersebut menggunakan istilah Lumbung Padi, kemudian beralih menjadi Lumbung Beras, sesuai komoditas yang didonasikan dan dibagikan yaitu berupa beras.
Dalam pembagian tersebut, Daryono menyampaikan ada beberapa warga yang membutuhkan yang ditetapkan sebagai penerima tetap donasi tersebut. Untuk donasi tersebut, telah ada donatur tetapnya.
“Jadi ada beberapa warga sebagai donatur tetap. Karena kami acuannya, ketika kami menyalurkan minimal [dibagikan kepada] 10 orang, minimal 5 kg [per orang]. Sehingga kita menyiapkan 10 orang untuk donatur tetap,” ujarnya.
Selain itu, warga setempat dapat memberikan donasi beras tanpa ada jumlah minimal pemberian. Segenggam, dua genggam, atau berapapun akan diterima. Warga setempat dapat mengambil beras tersebut apabila memang memerlukan.
Seiring dengan berkembangnya kegiatan tersebut, menurut Daryono sasaran warga yang mendapatkan donasi beras dibagi menjadi dua, yaitu grade satu yaitu warga yang usianya sudah tidak produktif, misal lansia, memiliki sakit permanen, atau disabilitas permanen, dan tidak dapat bekerja. Kemudian untuk grade dua yaitu warga dengan perekonomian yang tidak stabil misal pekerja harian lepas atau buruh.
“Pekerja harian lepas, hari ini ada rezeki ada rezeki ada rezeki, besok tidak tahu. Disini banyak kuli yang kita tidak tahu penghasilannya disini banyak UMKM, di Sentra Industri Kerajinan di Kasongan,” katanya.
BACA JUGA: Bus Sekolah Mulai Beroperasi Juni 2024 di Bantul, Ini Persiapannya
Bagi warga grade satu akan diberikan donasi tetap. Sementara bagi warga grade dua akan diberikan secara bergilir.
Seiring berkembangnya kegiatan tersebut, donasi yang diterima juga tidak hanya beras, namun juga uang tunai. Namun, uang tunai tersebut akan dibelanjakan dalam bentuk beras.
Dimudahkan Tuhan Saat ada Niat Baik
Daryono bercerita dia sempat ragu dan khawatir dengan keberlangsungan kegiatan tersebut. Dia melihat pada bulan pertama didirikan, antusiasme warga cukup tinggi. Kemudian, memasuki bulan kedua dia agak ragu. Namun, menjelang tanggal terakhir pengumpulan donasi, ketakutannya tak terjadi.
“Bulan kedua saya takut, saya whatsapp, admin wa hampir semua yang ditargetkan menjadi donatur tetap. Tetapi ketakutan saya tertepis ketika tanggal 5, ketika akhir pengumpulan, luar biasa malah nambah, jadi berpikir ternyata Tuhan mempermudah untuk berbuat baik per bulan makin nambah terus,” paparnya.
Dia menyampaikan setiap bulan beras dikumpulkan tanggal 5, kemudian tanggal 6 dilakukan penimbangan, dan tanggal 7 dibagikan kepada warga. Pada September 2023 terkumpul 190 kg, Oktober 2023 terkumpul 235 kg, dan November 245 kg.
“Terus naik jumlah donaturnya. Kami target khusus enggak. Ketika ada 13 yang wajib untuk kami donasi berarti kami harus dapat 13 pendonasi tetap. Minimal mereka menyerahkan 5 kg. Alhamdulilah antusiasme masyarakat untuk berbuat baik sangat tinggi,” katanya.
Dia menyampaikan tak jarang donasi beras tersebut sisa, meski telah dibagikan kepada penerima tetap dan telah diambil beberapa warga yang membutuhkan.
“Jadi kalau sifatnya lumbung ada sisa datang yang datang duluan kita bagikan duluan, jadi tidak ada beras, mana beras kita habiskan semua ditambah beras yang baru kita campur, kita cek kualitasnya,” katanya.
Dia pun berharap kegiatan terus dapat dilakukan.
“Harapan saya semoga tetap konsisten dan ini menjadi warisan untuk anak cucu kita. Terus syukur-syukur bahasanya kita bikin yayasan yang notabene disitu tidak ada embel sara, suku agama, ras atau parpol,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Kamis 2 Mei 2024
- Jadwal dan Tarif Bus DAMRI ke Bandara YIA Kulonprogo, Cek di Sini
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 2 Mei 2024, BMKG: Cerah Berawan
- Rute Bus Trans Jogja ke Sejumlah Kampus dan Lokasi Wisata, Jangan Salah Pilih
- Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
Advertisement
Advertisement