Advertisement

Cegah Stunting Bahkan Sebelum Hamil

Media Digital
Jum'at, 02 Februari 2024 - 08:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Cegah Stunting Bahkan Sebelum Hamil Suasana Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi dan Bedah Buku Stunting di Indonesia: Analisis dan Pencegahan di Balecatur, Gamping, Sleman, Kamis (1/2/2024). Harian Jogja - Sirojul Khafid

Advertisement

SLEMAN—Mencegah stunting pada anak bukan saat buah hati sudah lahir, namun bahkan sebelum masa kehamilan. Dalam acara Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi dan Bedah Buku Stunting di Indonesia: Analisis dan Pencegahan, Tri Darmini mengatakan mencegah stunting merupakan tugas istri, suami, sampai keluarga besarnya.

“Persiapkan bahkan sebelum terjadi kehamilan. Sudah dipersiapkan kebutuhannya apa saja, gizi dan kesehatan ibu, kesehatan anak tergantung gizi ibunya juga. Perhatian yang semakin besar juga selama 1.000 tahun pertama kehidupan bayi,” kata Tri yang merupakan penerbit Buku Stunting di Indonesia: Analisis dan Pencegahan di Balecatur, Gamping, Sleman, Kamis (1/2/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Anak Masuk Kategori Stunting Masih Bisa Diperbaiki Asalkan Penuhi Syarat Ini

Dalam buku tersebut, dibahas banyak aspek mulai dari pengertian stunting sampai cara-cara mencegahnya. Sebagai informasi, stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang, termasuk seseorang berpotensi mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata-rata IQ anak normal.

Stunting didefinisikan sebagai keadaan status gizi pada anak menurut TB/U dengan hasil nilai Z Score = <-2 SD. Kondisi ini menunjukan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek hasil dari gagal pertumbuhan. Stunting pada anak juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian, masalah perkembangan motorik yang rendah, kemampuan berbahasa yang rendah, dan adanya ketidakseimbangan fungsional.

Penulis buku Stunting di Indonesia: Analisis dan Pencegahan, Dara Ayu Suharto, mengatakan buku ini membuka tirai dengan menggali konsep dasar stunting, menyajikan gambaran mendalam mengenai kondisi stunting di Indonesia, serta menyoroti langkah-langkah identifikasi dan pengendalian stunting. Melalui analisis faktor penyebab stunting, buku ini berusaha memberikan pandangan komprehensif dan solusi konkret.

"Semoga buku ini bukan hanya menjadi sumber wawasan tetapi juga menjadi pemicu tindakan nyata dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di tanah air," kata Anggota DPRD Kabupaten Sleman tersebut.

Wakil Ketua DPRD DIY, Anton Prabu Semendawai, mengatakan stunting menjadi topik yang sedang gencar-gencarnya menjadi pembahasan masyarakat. Stunting bukan perkara gizi anak setelah lahir, tapi sudah semenjak dalam kandungan. Meski perempuan yang memiliki tugas mengandung, menyusui, dan sebagainya, bukan berarti suami atau laki-laki tidak punya peran.

Anton merasa dalam pengasuhan anak dengan mencegah stunting, perlu kolaborasi dan kerja tim dari suami dan istri. Tidak masalah, saat istri sedang hamil dan masa-masa pengasuhan, kemudian suami membantu memasak dan mengerjakan urusan rumah lainnya.

Di samping itu, suami dan istri juga perlu memperhatikan asupan makanan anak sejak dalam kandungan. "Harapannya saat melahirkan anak-anak, nantinya menjadi generasi emas, dan memaksimalkan bonus demografi Indonesia [pada tahun 2045]. Buku ini bisa dibawa oleh bapak ibu semua, untuk mempopulerkan atau membuat masyarakat gemar membaca, seperti pepatah buku adalah jendela dunia," kata anggota DPRD dari fraksi Partai Gerindra ini.

Salah satu bahan makanan penting bagi anak berupa susu. Apabila diambil rata-rata nasional, mungkin satu anak di Indonesia hanya mendapatkan satu tetes susu. Akses belum merata. Berbeda dengan India yang memang memiliki budaya minum susu sejak puluhan tahun lalu.

Menurut Anton, budaya minum susu di India, salah satu yang membuat masyarakatnya banyak duduk di posisi penting teknologi dan ekonomi dunia. Selain susu, perlu juga asupan gizi dari makanan lain seperti telur dan lainnya. "Tidak harus mahal, tapi bisa buat kreasi sendiri, tidak harus daging, tapi bisa sayur dan buah," katanya.

Di samping berbagi ilmu tentang stunting, bedah dan bagibuku di Balecatur menjadi cara Dinas Perpustakaan dan Arsip (DPAD) DIY bersama DPRD DIY menumbuhkan danmeningkat kegemaran membaca, yang perlu terus-menerus ditingkatkan. Sekretaris DPAD   DIY, Martono Heri Prasetyo, mengatakan saat inipenggunaan ponsel yang kurang tepat bisa berdampak pada tumbuh kembang anak dan cucu.

Berbicara pada 150 warga yang datang, Martono berbagi pentingnya buku dalam menambah wawasan, termasuk buku bertema stunting. "Ini salah satu usaha kami meningkatkan minat budaya baca di masyarakat DIY. Pada 2023, DIY menduduki peringkat pertama dalam kategori gemar budaya membaca, ini patut kita banggakan," kata Martono. "Harapannya bapak ibu bisa memperoleh ilmu dari buku tersebut, entah seperempat atau setengah atau seberapapun." (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Selain Eko Patrio, PAN Mengusulkan Sosok Ini Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

News
| Kamis, 09 Mei 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga

Wisata
| Senin, 06 Mei 2024, 10:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement