Advertisement
Pagu Danais Berkurang, Dinas Kebudayaan Sleman Pastikan Agenda Budaya Tetap Berjalan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pagu Dana Keistimewaan yang diterima Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Sleman pada tahun ini berkurang. Meski demikian, dapat dipastikan agenda budaya yang dimiliki tetap digelar seperti penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Edy Winarya mengatakan tahun ini mendapatkan pagu danais sebesar Rp17 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan alokasi yang diberikan di 2023 sebesar Rp22 miliar. “Ada pengurangan sekitar Rp5 miliar di tahun ini,” kata Edy, Rabu (28/2/2024).
Advertisement
Ia menjelaskan pagu danais menurun dikarenakan tidak adanya aktivitas pembangunan fisik di 2024. Selain itu, kebijakan anggaran juga sepenuhnya berada di tangan Paniradya Keistimewaan di Pemerintah DIY. “Kami hanya mengusulkan dan alokasi ditentukan oleh paniradya,” ungkapnya.
Meski adanya penurunan alokasi, Edy memastikan kegiatan yang berkaitan dangan seni budaya dan tradisi di Sleman tetap dilaksanakan. Secara total dalam satu tahun anggaran ada sekitar 73 output kegiatan yang harus dijalankan.
“Ada kegiatan festival seni berjenjang antarkapanewon untuk kemudian diajukan ke Tingkat provinsi. Selain itu, ada banyak agenda budaya yang dilaksanakan seperti festival nyadran, mocopat dan lain sebagainya,” katanya.
Baca Juga
Dana Keistimewaan Juga untuk Membantu Penanganan Sampah
Penggunaan Danais Untuk Kebudayaan Beri Manfaat Warga DIY
Danais Tahun Ini Fokus Memajukan Budaya dan Pariwisata di DIY
Ia mengakui adanya penurunan pagu anggaran juga berpengaruh terhadap pelaksanaan. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan ketersediaan anggaran yang dimiliki.
“Kegiatannya tetap jalan, tapi intesitas tidak sebanyak tahun sebelumnya. Misalkan, festival mocopat, tahun lalu bisa enam kali, tapi sekarang hanya tiga atau empat kali saja,” katanya.
Disinggung mengenai adanya redesain ulang kegiatan yang didanai dari danais, Edy tidak menampik hal tersebut. Pasalnya, redesain dilaksanakan setiap empat bulan sekali. “Tapi untuk menambah sangat kecil dan kalau pun ada juga tidak signifikan,” katanya.
Ketua Dewan Kebudayaan Sleman, Suwarna mengatakan pelestarian dan pengembangan budaya yang di Masyarakat sangatlah penting. Langkah ini bisa dilakukan dengan membangun Taman Budaya. “Untuk Sleman hingga sekarang masih sebatas wacana,” katanya.
Menurut dia, keberadaan Taman Budaya menjadi sangat penting sebagai laboratorium budaya. Di sisi lain, juga bisa menjadi lokasi atraksi seni dan tradisi. “Manfaatnya akan sangat banyak karena ada local wisdom dan local genius sehingga sangat dibutuhkan keberadaan taman budaya sebagai wadah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sebabkan Banjir, Tumpukan Sampah di Bendung Pilang Sukoharjo bakal Disingkirkan
- Angka Pengguna Kontrasepsi Metode IUD, MOP dan MOW Rendah, Ini Penyebabnya
- Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Digelar Mei, Angkat Tema Soto
- Anggap Literasi Sebagai Panglima, Nyalanesia Gelar Festival Literasi Nasional
Berita Pilihan
Advertisement
PKB dan NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Anies Bilang Begini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- 70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik
- Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja
- Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!
- Tarik Kunjungan Wisatawan ke Kotabaru, Pemkot Jogja Menggelar Kotabaru Ceria, Catat Tanggalnya
- Peringatan HKB DIY 2024, Sukarelawan dan ASN Ikut Aksi Donor Darah
Advertisement
Advertisement