Advertisement

Pagu Danais Berkurang, Dinas Kebudayaan Sleman Pastikan Agenda Budaya Tetap Berjalan

David Kurniawan
Rabu, 28 Februari 2024 - 17:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pagu Danais Berkurang, Dinas Kebudayaan Sleman Pastikan Agenda Budaya Tetap Berjalan Jagongan Jaga Warga dan penyerahan HT yang dibiayai oleh dana keistimewaan (danais) di Nara Kupu Jogja, Dusun Pandanpuro, Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Rabu (23/8/2023). - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pagu Dana Keistimewaan yang diterima Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Sleman pada tahun ini berkurang. Meski demikian, dapat dipastikan agenda budaya yang dimiliki tetap digelar seperti penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Edy Winarya mengatakan tahun ini mendapatkan pagu danais sebesar Rp17 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan alokasi yang diberikan di 2023 sebesar Rp22 miliar. “Ada pengurangan sekitar Rp5 miliar di tahun ini,” kata Edy, Rabu (28/2/2024).

Advertisement

Ia menjelaskan pagu danais menurun dikarenakan tidak adanya aktivitas pembangunan fisik di 2024. Selain itu, kebijakan anggaran juga sepenuhnya berada di tangan Paniradya Keistimewaan di Pemerintah DIY. “Kami hanya mengusulkan dan alokasi ditentukan oleh paniradya,” ungkapnya.

Meski adanya penurunan alokasi, Edy memastikan kegiatan yang berkaitan dangan seni budaya dan tradisi di Sleman tetap dilaksanakan. Secara total dalam satu tahun anggaran ada sekitar 73 output kegiatan yang harus dijalankan.

“Ada kegiatan festival seni berjenjang antarkapanewon untuk kemudian diajukan ke Tingkat provinsi. Selain itu, ada banyak agenda budaya yang dilaksanakan seperti festival nyadran, mocopat dan lain sebagainya,” katanya.

Baca Juga

Dana Keistimewaan Juga untuk Membantu Penanganan Sampah

Penggunaan Danais Untuk Kebudayaan Beri Manfaat Warga DIY

Danais Tahun Ini Fokus Memajukan Budaya dan Pariwisata di DIY

Ia mengakui adanya penurunan pagu anggaran juga berpengaruh terhadap pelaksanaan. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan ketersediaan anggaran yang dimiliki.

“Kegiatannya tetap jalan, tapi intesitas tidak sebanyak tahun sebelumnya. Misalkan, festival mocopat, tahun lalu bisa enam kali, tapi sekarang hanya tiga atau empat kali saja,” katanya.

Disinggung mengenai adanya redesain ulang kegiatan yang didanai dari danais, Edy tidak menampik hal tersebut. Pasalnya, redesain dilaksanakan setiap empat bulan sekali. “Tapi untuk menambah sangat kecil dan kalau pun ada juga tidak signifikan,” katanya.

Ketua Dewan Kebudayaan Sleman, Suwarna mengatakan pelestarian dan pengembangan budaya yang di Masyarakat sangatlah penting. Langkah ini bisa dilakukan dengan membangun Taman Budaya. “Untuk Sleman hingga sekarang masih sebatas wacana,” katanya.

Menurut dia, keberadaan Taman Budaya menjadi sangat penting sebagai laboratorium budaya. Di sisi lain, juga bisa menjadi lokasi atraksi seni dan tradisi. “Manfaatnya akan sangat banyak karena ada local wisdom dan local genius sehingga sangat dibutuhkan keberadaan taman budaya sebagai wadah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan NasDem Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Anies Bilang Begini

News
| Sabtu, 27 April 2024, 15:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement