Kader PKK Kulonprogo Dibekali Digital Parenting
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulonprogo menggelar sosialisasi pengasuhan anak melalui digital parenting kepada penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) cegah dampak negatif teknologi informasi.
Kepala Dinas Sosial PPPA Kulonprogo Lucius Bowo Pristiyanto di Kulonprogo, Jumat, mengatakan akibat dari kemajuan perangkat dan teknologi informasi, saat ini informasi secara bebas dan liar masuk ke seluruh area kehidupan masyarakat hingga menusuk ke ruang-ruang keluarga, bahkan ke kamar-kamar.
Advertisement
Untuk itu, Dinsos-PPPA melaksanakan sosialisasi pengasuhan anak digital parenting kepada Penggerak PKK seluruh kalurahan, kapanewon (kecamatan) dan kabupaten.
"Harapannya agar PKK menjadi agen digital parenting di tengah masyarakat," kata Bowo.
Ia mengatakan 15 tahun terakhir ini, terjadi pergeseran yang sangat drastis di dunia komunikasi akibat perkembangan perangkat teknologi komunikasi (gadget). Pada era sebelumnya informasi hanya menjadi milik lapisan masyarakat tertentu. Pada saat ini, informasi sudah menjadi milik seluruh lapisan dan segmen masyarakat.
Masyarakat kelas atas, menengah maupun bawah, tua muda memiliki kesempatan yang relatif sama terkait dengan akses informasi. Bahkan, tidak hanya pada kerangka "penikmat informasi", tapi juga pada konteks sebagai "produsen informasi" juga sudah menjadi milik siapa pun.
BACA JUGA:Â Saluran Air Banyak yang Rusak, Empat Pasar di Kulonprogo Ini Direhabilitasi
Pengaruh dari perubahan pola produksi dan persebaran informasi ini sangat luar biasa dalam tata kehidupan masyarakat.
"Orang tua juga melakukan pendampingan bagi anak-anak dalam menggunakan gadget menjadi sangat mutlak. Jangan biarkan anak-anak menggunakan gadget tanpa pendampingan," katanya.
Bowo mengatakan dampak teknologi juga menyebabkan masyarakat menjadi semakin dinamis, terbuka, bahkan juga permisif dengan sejumlah perubahan nilai.
Salah satu penerima dampak dari hal ini adalah anak-anak dan kaum muda. Mulai dari usia sangat dini, anak-anak sangat terbuka kemungkinannya untuk mengakses informasi dari gadgetnya.
Pada konteks ini menjadi sangat berisiko, karena anak-anak belum cukup memiliki kemampuan memfilter informasi yang masuk. Sehingga, sangat terbuka kemungkinannya anak-anak zaman sekarang mengonsumsi informasi yang bersifat destruktif bagi masa depannya.
Menurut Bowo, peran orang tua dan keluarga menjadi sangat dominan dalam pendampingan ini. Orang tua zaman ini harus terampil bergadget agar bisa mendampingi putra dan putrinya dengan baik. Sehingga, anak-anak tidak dalam posisi lepas liar menggunakan gadget tanpa pendampingan.
"Sekali lagi, kami minta adanya pendampingan bagi anak-anak menggunakan gadged untuk mengakses informasi yang positif dan produktif bagi perkembangan dirinya. Bukan malah sebaliknya, menghancurkan masa depannya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
- Rutin Melakukan CSR, Kali Ini The Phoenix Hotel, Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Mengunjungi PAUD Stroberi
Advertisement
Advertisement