Advertisement

BEDAH BUKU: Kader NU Belajar Jejak Politik Gus Dur

Media Digital
Selasa, 26 Maret 2024 - 04:17 WIB
Sunartono
BEDAH BUKU: Kader NU Belajar Jejak Politik Gus Dur Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku bertajuk Dinamika Politik NU Era Presiden Gus Dur, di Kantor PC NU Bantul, Senin (25/3/2024) sore. - Harian Jogja/Jumali.

Advertisement

BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku bertajuk Dinamika Politik NU Era Presiden Gus Dur, di Kantor PC NU Bantul, Senin (25/3/2024) sore.

Bedah buku karya Yanto Bashri ini tidak hanya bertujuan meningkatkan literasi masyarakat, akan tetapi juga memberikan gambaran terkait dengan perkembangan dan dinamika politik di era kepemimpinan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Advertisement

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan DPAD DIY, Rosid Budiman mengungkapkan kegiatan bedah buku yang digelar pihaknya kali ini cukup spesial. Sebab, berbeda dengan bedah buku yang digelar sebelumnya, kali ini, buku yang dibedah adalah buku politik terbitan Bildung.

BACA JUGA : BEDAH BUKU: Soal Kesehatan, Masyarakat Tak Boleh Percaya Mitos & Hoaks

"Jika sebelumnya kami gelar bedah buku di desa-desa, kali ini bedah buku kami gelar di Kantor PC NU Bantul. Buku yang dibedah pun sangat erat hubungannya dengan NU dan juga politik," katanya.

Meski buku yang dibedah lebih ke tema politik, namun Rosid mengaku hal itu tidak mengubah target maupun animo dari masyarakat yang datang di acara tersebut. Sebab, banyak masyarakat yang sebagian besar diisi oleh pengurus NU dan simpatisan mendatangi lokasi tersebut untuk mengikuti acara bedah buku.

"Karena tujuannya tetap sama yakni meningkatkan literasi masyarakat. Kami juga hadirkan pihak penerbit, juga anggota DPRD DIY yang dekat dengan masyarakat. Kami harapkan dengan acara ini tidak hanya untuk meningkatkan potensi dan minat baca masyarakat, tapi menambah pengetahuan terkait dinamika politik di era pemerintahan Presiden Gus Dur," kata Rosid.

Rosid mengungkapkan, seusai acara bedah buku, pihaknya juga membagikan buku tersebut dengan tujuan tidak hanya menjadi media peningkatan literasi masyarakat, namun juga dapat menjadi bekal edukasi masyarakat.
"Selain itu, buku tersebut diharapkan juga bisa meningkatkan pengetahuan. Sehingga dengan dibawa pulang, maka kemungkinan buku tersebut akan dipinjam dan dibaca warga lainnya. Otomatis ini akan membawa efek yang positif berupa peningkatan minat baca," kata dia.

Sementara Anggota Komisi B DPRD DIY Aslam Ridlo mengungkapkan, pihaknya sengaja membedah isi buku bersama kalangan muda. Selain itu, pihaknya sengaja menggelar bedah buku seusai pelaksanaan Pemilu 2024.
"Agar memorinya nyambung. Kami juga sengaja mengambil tema buku ini agar teman-teman bisa mereviu dan punya literasi terkait sejarah. Sejarah kan tidak bisa dihapus," katanya.

Anak-anak muda NU, kata Aslam, diharapkan memiliki perbendaharaan literasi terkait dinamika politik yang terjadi saat itu. Sehingga mereka sebagai calon pemimpin masa depan dapat wawasan lengkap terkait dengan politik. "Sehingga dalam mengambil keputusan itu punya latar belakang yang lengkap," kata Aslam.

Menurut Aslam, selama ini orang melihat politik sebagai sebuah ajang transaksional. Padahal, Gus Dur mencontohkan politik bukan transaksional. Politik yang dibawa oleh Gus Dur adalah politik Rahmatan lilalamin. "Politik sebagai wasilah atau alat bukan tujuan. Ini yang perlu dipahami dan diterjemahkan anak-anak muda NU," ucap Aslam. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Daftar Tanggal Merah Mei 2024, Ada 2 Kali Libur Panjang

News
| Minggu, 28 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement