Advertisement

Pemkab Gunungkidul Targetkan Angka Kemiskinan Tahun Ini Turun Jadi 14%

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 31 Maret 2024 - 18:37 WIB
Arief Junianto
Pemkab Gunungkidul Targetkan Angka Kemiskinan Tahun Ini Turun Jadi 14% Ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul optimistis dapat menurunkan angka kemiskinan di Bumi Handayani menjadi 14% pada akhir 2024. Sementara saat ini angka kemiskinan mencapai 15,6%.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian mengatakan bahwa upaya menurunkan angka kemiskinan telah dilakukan di awal tahun dengan pemberian bantuan sosial (bansos) per makanan. Sasaran bansos tersebut yaitu anak, disabilitas, dan lansia terlantar.

Advertisement

Jumlah penerima ada sebanyak 2.506 orang yang tersebar di 18 kecamatan/kapanewon. Total APBD Kabupaten yang tersedot untuk bansos tersebut mencapai Rp2,3 miliar. "Pemda DIY juga punya program dengan sasaran lansia di Gunungkidul juga," kata Arif, Minggu (31/3/2024).

Arif menambahkan bahwa intervensi program untuk menurunkan angak kemiskinan tidak terbatas pada bansos. Program lain yang terus dilakukan melalui OPD teknis yaitu pemenuhan air bersih dan sanitasi layak.

Arif mengaku pertumbuhan sektor jasa lainnya di Gunungkidul cukup tinggi sekitar 40%. Hal ini merupakan dampak dari berkembangnya pariwisata. Pertumbuhan tersebut yang diharapkan berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan di Gunungkidul.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Gunungkidul juga mengaku bahwa sektor pariwisata menjadi magnet bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Bumi Handayani seperti perhotelan, vila, dan restoran.

Pemkab Gunungkidul pun saat ini sedang melakukan kajian terkait pendirian dua titik shutle bus di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) bagian timur dan barat. Bagian timur JJLS yang akan dibangun shuttle bus berada di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo.

Sementara bagian barat berada di kawasan Paralayang, Kapanewon Purwosari. Dua titik pembangunan shuttle bus itu sudah dikaji oleh Dinas Perhubungan (Dishub) setempat. Dengan adanya dua shutle di kawasan selatan maka konektivitas antarwilayah lebih mudah. "Peningkatan kapasitas sumber daya manusia [SDM] jadi salah satu prioritas kami. SDM yang unggul akan memengaruhi peningkatan pendapatan," katanya.

Dia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di sisi selatan tergolong pesat apabila membandingkan dengan sisi utara Gunungkidul. Arif menerangkan pembangunan juga dilakukan di sisi utara agar tidak ada ketimpangan yang jauh dengan sisi selatan. Salah satu pembangunan yang sedang dilakukan yaitu menyambungkan jalan Tawang-Ngalang ke kawasan Prambanan, Sleman.

BACA JUGA: Kemiskinan di DIY Berangsur-angsur Menurun, Ini Datanya

Adapun tingkat kesenjangan pendapatan antarpenduduk di Gunungkidul masuk kategori sedang. Pada 2021, indeks gini sebesar 0,323. Angka tesebut turun dari 0,352 tahun sebelumnya. Melalui indeks gini tersebut, kecenderungan pendapatan antarpenduduk Gunungkidul semakin merata.

Berbeda dengan tingkat kesenjangan, indeks pembangunan manusia (IPM) di Gunungkidul rendah hanya 71,46 pada 2023. Ada tiga dimensi dasar yang menyusun IPM, salah satunya yaitu dimensi pengetahuan. Dimensi tersebut diukur dengan dua indikator yaitu harapan lama sekolah (HLS) dan rata-rata lama sekolah (RLS).

Rendahnya IPM paling banyak disebabkan oleh RLS warga Gunungkidul yang hanya mencapai kelas satu jenjang sekolah menengah pertama (SMP). "Kadang masyarakat Gunungkidul memilih untuk berpikir pragmatis. Mereka lebih memilih masuk ke dunia kerja daripada pendidikan. Kurang lebihnya bekerja sebagai tenaga kasar seperti tukang," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan PPP Kerja Sama Hadapi Pilkada Serentak 2024

News
| Selasa, 30 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement