Advertisement

Gerakan Mbah Dirjo Digencarkan di Wilayah, Muja Muju Canangkan 200 Losida

Alfi Annisa Karin
Minggu, 14 April 2024 - 19:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
Gerakan Mbah Dirjo Digencarkan di Wilayah, Muja Muju Canangkan 200 Losida Pencanangan 200 losida di Kelurahan Muja Muju bersama perusahaan swasta uang diwujudkan dalam program CSR / Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, UMBULHARJO—Pemkot Jogja mendorong masyarakat untuk melakukan gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja atau Mbah Dirjo. Gerakan ini menjadi upaya untuk menekan sampah yang diproduksi dari rumah tangga. Salah satu kelurahan yang telah berhasil menerapkan program ini adalah Kelurahan Muja Muju, Umbulharjo.

Fasilitator Sampah Kelurahan Muja Muju Kota Jogja Fraksiyati menuturkan pihaknya melakukan pencanangan lodong sisa dapur atau losida di wilayahnya. Losida menjadi salah satu teknik Mbah Dirjo yang sederhana dan bisa dimanfaatkan masyarakat. Sebab, bahannya mudah dicari. Losida hanya membutuhkan satu buah pipa. Sampah organik sisa dapur bisa dimasukkan ke dalam pipa tersebut. Nantinya, sampah akan diproses menjadi kompos.

Advertisement

"Itu dari paralon panjangnya sekitar satu meter sampai 1,5 meter. Untuk diameternya 15 cm hingga 20 cm," katanya, Minggu (14/4/2024).

Baca Juga

Dinilai Efektif Turunkan Volume Sampah, Biopori Terus Ditambah

Warga Mantrijeron Panen Satu Ton Kompos dari Biopori Jumbo

Warga Pakuncen Kelola Sampah Organik dengan Biopori

Dia menambahkan hingga saat ini setidaknya telah ada 200 titik losida di Kelurahan Muja Muju. Tersebar di beberapa bank sampah, mulai dari Bank Sampah Bersih Indah, Bank Sampah Lestari, dan Bank Sampah Sido Bali Kencana. Lalu, ada juga di Bank Sampah Masdarling, Bank Sampah Melati Indah, Sodaqoh Sampah, dan lainnya. Total ada 17 bank sampah yang tersebar di 12 RW.

"Targetnya kemungkinan disetiap bank sampah akan diberikan losida," ungkapnya.

Hasil pupuk dari losida nantinya akan difungsikan untuk pupuk organik tanaman yang ditanam di bantaran sungai gajah wong (legawong). Masyarakat sekitar sana menanam berbagai macam tanaman seperti apotik hidup dan warung hidup.

"Pupuk tersebut juga dimanfaatkan untuk tanaman hias milik rumah tangga," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan PPP Kerja Sama Hadapi Pilkada Serentak 2024

News
| Selasa, 30 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement