Advertisement
PROGRAM LITERASI: Milenial Diajak Belajar Agama di Era Digital

Advertisement
BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bersama dengan DPRD DIY menggelar bedah buku berjudul Ushul Fikih Milenial, Belajar Agama dari Akarnya di Era Digital di Gedung Pertemuan Krapyak Wetan, Panggungharjo, Kapanewon Sewon, pada Kamis (25/4/2024) siang.
Anggota DPRD DIY, Umaruddin Masdar mengatakan sudah saatnya semua pihak mendorong generasi muda untuk beragama dengan baik. "Karena kita harus yakin jika agama itu bisa memberikan efek positif untuk masa depan generasi muda kita," kata Masdar, Kamis.
Advertisement
Sebab, diakuinya agama bak dua mata pisau, jika tidak dipahami dan dipelajari dengan baik bisa saja menjadi sumber kehancuran. Akan tetapi, jika dikelola dengan baik, maka kemajuan yang akan didapatkan.
"Buku ini adalah salah satu upaya kita agar generasi muda bisa beragama dengan baik. Bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik dan benar," kata Masdar.
Ia menambahkan buku tersebut juga merupakan semacam panduan anak muda agar beragama sesuai aturan agama. "Agar tidak keluar dari jalur. Supaya tidak asal beragam nonton dari Youtube," katanya.
Dia pun berharap bedah buku tersebut dapat meningkatkan kegemaran membaca generasi milenial.
"Dengan bedah buku ini, kami mendorong semakin banyak generasi muda yang gemar membaca agar angka kegemaran membaca DIY yang sudah tinggi dapat dipertahankan," kata dia.
Sementara perwakilan penerbit Cantrik, Ali Fakih mengungkapkan, berbeda dengan buku lainnya, buku karya Muhammad Rizqil Azizi disajikan dengan bahasa dan gaya anak muda. Sehingga, apa yang disampaikan bisa dengan mudah dipahami oleh generasi muda.
"Buku ini tidak hanya akan memantik kita mengenai ushul fikih tapi juga dasar dan segala sesuatu tentang ushul fikih," katanya.
Ushul fikih sendiri, kata Ali, menunjuk suatu ilmu yang menjadi akar bagi ilmu yang lain yakni fikih. Sedangkan sesuai dengan perkembangan di era digital, menunjukkan generasi muda yang sumber pengetahuannya merujuk pada informasi serba digital.
"Untuk itu belajar agama haruslah mendalam. Sementara orang yang belajar Islam secara mendalam pasti tidak asing dengan ushul fikih," paparnya.
Oleh karena itu, di dalam buku ini, papar dia, dijelaskan secara mudah, simpel dan instan tapi tidak menghilangkan keutuhan informasi inti ilmu yang disampaikan. "Dalam buku ini juga dijelaskan secara simpel tentang pemahaman keagamaan," kata Ali.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan DPAD DIY, Rosid Budiman mengungkapkan melalui bedah buku ini, tingkat literasi masyarakat akan tetap tinggi. Sebab, program bedah buku ini tidak hanya membedah buku yang bersifat aplikatif, tapi juga agama dan pengetahuan lainnya. "Untuk itu kami bekerja sama dengan para anggota dewan untuk membedah buku ini," katanya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Bupati Bantul Apresiasi Turnamen Liga Nyeker Mandingan, Isi Liburan Sekolah
- Nelayan Sadeng Gunungkidul Impor Es untuk Pembekuan Ikan dari Pacitan Jawa Timur
- Pasar Suran Ledok Macanan Jogja Tingkatkan Perekonomian Warga
- Puncak Arus Balik Libur Sekolah, 27 Ribu Penumpang Berangkat dari Stasiun KAI Daop 6 Jogja
- Jenazah PMI Taiwan Asal Gunungkidul Akhirnya Bisa Dikebumikan di Kampung Halaman
Advertisement
Advertisement