Advertisement

Promo November

Usir Monyet Ekor Panjang, Warga Gunungkidul Justru Kehilangan Jari Tengah

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 11 Juli 2024 - 18:27 WIB
Lajeng Padmaratri
Usir Monyet Ekor Panjang, Warga Gunungkidul Justru Kehilangan Jari Tengah Monyet Ekor Panjang - ilustrasi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Persoalan gangguan monyet ekor panjang (MEP) di Kabupaten Gunungkidul masih belum selesai. Bukan hanya ladang pertanian warga, MEP juga menyebabkan jari tengah warga Padukuhan Gaduhan bernama Sarwanto hilang. Adapun jari telunjuknya kehilangan satu ruas.

Sarwanto menjelaskan jari tengahnya hilang lantaran mercon yang dia genggam meledak di tangan kiri. Mercon ini dia gunakan untuk mengusir MEP yang merusakan tanaman di ladangnya pada Selasa, (25/6/2024).

Advertisement

BACA JUGA: Status Mantu Presiden Bikin Bobby Nasution Banjir Dukungan, Jokowi Angkat Bicara

MEP ini menginvasi Padukuhan Gaduhan sejak lima tahun terakhir. Namun, Sarwanto mulai sering mengusir MEP setahun terakhir. Dulu, petasan roman candle berhasil dipakai mengusir MEP.

Saat ini, petasan sudah tidak begitu signifikan dalam mengusir MEP. Menurut dia, ini merupakan karakter MEP yang mampu mengobservasi situasi. Dalam dua-tiga hari MEP datang lagi.

“Selama setahun ini kalau saya perhatikan ada tiga koloni. Satu koloni ada sekitar 35 ekor. Satu ladang bisa habis karena koloni ini,” kata Sarwanto dihubungi, Kamis, (11/7).

Bahkan, kata dia ladang jagung siap panen miliknya seluas sekitar 2.000 meter persegi gagal panen. Hanya ada beberapa pohon yang tersisa.

Sarwanto memohon agar pemerintah memberi solusi penanganan atas persoalan MEP. Dia mengaku dilema. “Misal kalau MEP tidak boleh dibunuh, kami harusnya gimana, MEP ini mau diapakan,” katanya.

BACA JUGAA: Jenazah Ditemukan di Pantai Baron Kemarin, Identitas Mayat Bocah Laki-Laki Belum Juga Diketahui

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono mengatakan jawatannya telah membuat kajian karakteristik MEP bersama akademisi. DLH menyadari gangguan MEP tidak hanya terjadi di Kalurahan Hargosari.

“Hampir di seluruh kapanewon di Gunungkidul ada gangguan MEP. Sebabnya salah satunya ada keterbatasan makanan dan sumber air,” kata Hary.

Selain itu, ekosistem MEP terganggu aktivitas manusia. Ini menyebabkan mereka keluar dari habitatnya. Solusi jangka pendek yang ditawarkan DLH yaitu menanam tanaman yang menjadi makanan MEP.

Sementara itu, Kepala Balai KSDA Yogyakarta, Lukita Awang Listyantara menegaskan MEP tidak boleh diburu/dibunuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Inaplas Sebut Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Solusi Sampah Plastik

News
| Selasa, 26 November 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement