Advertisement
Usir Monyet Ekor Panjang, Warga Gunungkidul Justru Kehilangan Jari Tengah

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Persoalan gangguan monyet ekor panjang (MEP) di Kabupaten Gunungkidul masih belum selesai. Bukan hanya ladang pertanian warga, MEP juga menyebabkan jari tengah warga Padukuhan Gaduhan bernama Sarwanto hilang. Adapun jari telunjuknya kehilangan satu ruas.
Sarwanto menjelaskan jari tengahnya hilang lantaran mercon yang dia genggam meledak di tangan kiri. Mercon ini dia gunakan untuk mengusir MEP yang merusakan tanaman di ladangnya pada Selasa, (25/6/2024).
Advertisement
BACA JUGA: Status Mantu Presiden Bikin Bobby Nasution Banjir Dukungan, Jokowi Angkat Bicara
MEP ini menginvasi Padukuhan Gaduhan sejak lima tahun terakhir. Namun, Sarwanto mulai sering mengusir MEP setahun terakhir. Dulu, petasan roman candle berhasil dipakai mengusir MEP.
Saat ini, petasan sudah tidak begitu signifikan dalam mengusir MEP. Menurut dia, ini merupakan karakter MEP yang mampu mengobservasi situasi. Dalam dua-tiga hari MEP datang lagi.
“Selama setahun ini kalau saya perhatikan ada tiga koloni. Satu koloni ada sekitar 35 ekor. Satu ladang bisa habis karena koloni ini,” kata Sarwanto dihubungi, Kamis, (11/7).
Bahkan, kata dia ladang jagung siap panen miliknya seluas sekitar 2.000 meter persegi gagal panen. Hanya ada beberapa pohon yang tersisa.
Sarwanto memohon agar pemerintah memberi solusi penanganan atas persoalan MEP. Dia mengaku dilema. “Misal kalau MEP tidak boleh dibunuh, kami harusnya gimana, MEP ini mau diapakan,” katanya.
BACA JUGAA: Jenazah Ditemukan di Pantai Baron Kemarin, Identitas Mayat Bocah Laki-Laki Belum Juga Diketahui
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono mengatakan jawatannya telah membuat kajian karakteristik MEP bersama akademisi. DLH menyadari gangguan MEP tidak hanya terjadi di Kalurahan Hargosari.
“Hampir di seluruh kapanewon di Gunungkidul ada gangguan MEP. Sebabnya salah satunya ada keterbatasan makanan dan sumber air,” kata Hary.
Selain itu, ekosistem MEP terganggu aktivitas manusia. Ini menyebabkan mereka keluar dari habitatnya. Solusi jangka pendek yang ditawarkan DLH yaitu menanam tanaman yang menjadi makanan MEP.
Sementara itu, Kepala Balai KSDA Yogyakarta, Lukita Awang Listyantara menegaskan MEP tidak boleh diburu/dibunuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

300 Anak Gaza yang Sakit Bakal Dievakuasi Pemerintah Inggris untuk Diobati
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- Kecelakaan 2 Motor Beradu Banteng di Jalan Sambisari Kalasan, Terekam CCTV
- Lansia di Dlingo Terperosok ke Jurang Saat Mengendarai Motor, Diduga Mengantuk
- Ini Rekayasa Lalu Lintas Agenda Bantul Creative Carnival 2025 Malam Ini
- Inspiratif! Pemuda Kulonprogo Sulap Pisang Jadi Kripik Varian Rasa, Omzetnya Dua Digit
- Program Mas Jos, Kemantren Kraton Jogja Targetkan Kurangi Sampah hingga 3 Ton Per Hari
Advertisement
Advertisement