Advertisement
DPRD Kulonprogo Minta Pemkab Perhatikan Pertanian Organik Jatisarono yang Kesulitan Pupuk
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Ketua DPRD Kabupaten Kulonprogo, Akhid Nuryati meminta pemerintah setempat memberikan perhatian khusus pengembangan kawasan pertanian organik di Kalurahan Jatisarono seluas 250 hektare.
Akhid Nuryati di Kulonprogo, Sabtu, mengatakan petani di kawasan Jatisarono dan Kembang kesulitan mendapatkan pupuk, sehingga sebagian ada yang mulai beralih ke pertanian yang menggunakan pupuk kimia.
Advertisement
"Pertanian organik ini meningkatkan nilai jual hasil panen, seperti yang Padi Menor Organik. Kami minta kawasan pertanian organik ini dipertahankan. Kami minta dinas teknis kembali memetakan permasalahan kelanjutan kawasan pertanian organik," kata Akhid.
Ia mengatakan, pengembangan kawasan harus didukung anggaran dan pengawasan, sehingga persoalan di masyarakat langsung dapat ditangani.
"Kalau dikembangkan kawasan pertanian organik, harus disiapkan sarana dan prasarana pendukung lainnya," katanya.
Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo Yuliyantoro mengatakan dirinya meminta pemerintah memasang nomor telepon layanan aduan di setiap kios pupuk. Sehingga persoalan pupuk langsung dapat ditangani.
BACA JUGA: Diusulkan Jadi Geopark Nasional, Kawasan Geologi Kulonprogo Dikembangkan ke Eduwisata
Persoalan pupuk tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, tetapi juga ada dari kepolisian dan kejaksaan.
"Kami minta pengawasan terhadap distribusi hingga ketersediaan pupuk ditingkatkan," katanya.
Ketua Kelompok Tani Sri Mulyo Jatisarono Sumarjono mengatakan, lahan persawahan di Jatisarono ditetapkan sebagai kawasan pertanian organik. Namun tidak ada alokasi pupuk organik bagi petani, sehingga petani harus mencari pupuk organik ke mana-mana.
Pada awal pengembangan kawasan pertanian organik, petani diberikan bantuan sapi. Harapannya petani dapat mencukupi kebutuhan pupuk organik secara mandiri.
"Kebutuhan pupuk organik harus beli, dan sebagian petani mulai menggunakan pupuk kimia karena produksi pertanian lebih banyak," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajad Purbadi mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait pengembangan Kawasan Pertanian Organik Jatisarono. Pengembangan kawasan ini juga sudah didukung infrastruktur hingga ternak, sehingga mampu memproduksi pupuk organik secara mandiri.
"Kami akan mengkaji letak permasalahannya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Warisan Budaya Kabupaten Blora Jadi Kekayaan Intelektual Komunal, Ini Daftarnya
- Angkat Seni dan Budaya, Festival Candi Kembar Klaten Dimeriahkan Kirab Gunungan
- Diduga Korsleting, Mobil Sarat Penumpang Hangus Terbakar di Tol Boyolali
- Seru Banget! Bupati Blora Arief Rohman Menari Tayub Bareng 3.000 Penari
Berita Pilihan
Advertisement
Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Gempa Megatrust Tidak Berdampak ke Bantul
- Keluyuran Bawa Pistol Mainan, Tiga Remaja Asal Sleman Ditangkap di Bantul
- Polres Bantul Ajak Warga Berantas Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba
- Sleman Belum Punya Warisan Budaya di Bidang Kuliner
- Buka Acara Puncak Lomba Batik Sawit Nasional 2024, PJ Wali Kota Yogyakarta: Batik Sawit Luar Biasa dan Siap Mendunia
Advertisement
Advertisement