Advertisement

120 Pelaku Ekraf Terlibat dalam Pameran Keistimewaan

Media Digital
Senin, 12 Agustus 2024 - 20:07 WIB
Arief Junianto
120 Pelaku Ekraf Terlibat dalam Pameran Keistimewaan Pembukaan Pameran Keistimewaan yang digelar oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY pada Senin (12/8 - 2024) di eks Hotel Mutiara Malioboro (email)

Advertisement

JOGJA—Sebanyak 54 usaha mikro kecil menengah dan 66 seniman lokal terlibat dalam agenda bertajuk Pameran Keistimewan yang digelar Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY selama sebulan, yakni 12 Agustus-11 September 2024 di eks Hotel Mutiara Malioboro. 

Pelaksana Harian Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DIY, Wisnu Hermawan mengatakan agenda ini menjadi yang pertama kali bagi instansinya berkolaborasi dengan para seniman sehingga jika ditotal ada sebanyak 120 pelaku ekonomi kreatif yang terlibat dalam pameran itu.

Advertisement

“Pameran ini terselenggara untuk memperingati 13 tahun disahkannya Undang-undang Keistimewaan No.13/2012,” kata Wisnu, Senin (12/8/2024).

Acara makin bermakna ketika ada 120 orang pelaku ekonomi kreatif yang dilibatkan. Angka 12 menandai 12 tahun peringatan UUK sementara angka 0 berarti tekad yang bulat yang menjiwai manfaat Keistimewaan Jogja. 

Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho menyebutkan acara ini sengaja diselenggarakan di bekas Hotel Mutiara lantaran ke depan tempat itu digadang-gadang bakal menjadi etalase UMKM premium di wilayah setempat. 

“Jadi semacam tes atau uji coba dari keberadaan salah satu aset Pemda DIY yang nantinya diharapkan ada UMKM yang terlibat dan tidak sekadar apa adanya tapi betul-betul dikurasi agar UMKM naik kelas,” tuturnya.

Aris menambahkan selama 30 hari ke depan akan ada banyak agenda yang diselenggarakan oleh organisasi perangkat daerah mulai dari tingkat provinsi, kabupaten kota, kapanewon maupun kalurahan untuk memperingati 12 tahun UUK. 

Selama 30 hari ke depan total ada sebanyak 487 kegiatan yang dilakukan semua komponen di DIY dan itu akan disosialisasikan lewat media sosial agar masyarakat tahu untuk apa dana keistimewaan itu digunakan.

Kurator pameran, Hajar Pamadhi menjelaskan adanya pameran itu semakin menegaskan Jogja sebagai ibukota seni rupa. Pihaknya pun berharap agar dukungan pemerintah terhadap seniman lewat pameran dan bentuk lain terus dioptimalkan agar iklim seni dan budaya di Jogja bisa lestari.

“Pameran ini mengambil tema Seni Merdeka yang bermakna bukan kebebasan tetapi kebebasan bersyarat maka ada tiga objek yang digarap oleh para seniman dan kemudian dipamerkan,” katanya.

Yang pertama karya mempresentasikan merdeka dari figur, bentuk dan medium. Medium yang dimaksud bisa berbentuk objek material dan formal. Kemudian yang kedua adalah kebebasan yang memanfaatkan medium seperti seni instalasi berupa beberapa medium karya menjadi sebuah karya yang bentuk aslinya tak tampak tapi konsep seni dan keindahan terlihat. 

Selanjutnya yang ketiga adalah keindahan yang mengambil objek nonmaterial atau formal untuk melihat objek dari keindahan kemudian ditangkap dan dikespresikan dalam bentuk beragam karya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Tak Ada Unsur Politis

News
| Rabu, 30 Oktober 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Makanan Ramah Vegan

Wisata
| Minggu, 27 Oktober 2024, 08:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement