Ditanami 10.600 Bibit Produktif, Eduwisata Herbal Akan Dikembangkan di Semoyo Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 10.671 bibit tanaman produktif ditanam di kawasan Desa Semoyo, Patuk, Gunungkidul, Senin (16/12/2024). Desa ini akan dikembangkan model edu-wisata herbal mengingat saat ini warga sudah menanam dan mengolah tanaman sereh wangi dalam beberapa produk turunan.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dengan konsep berkelanjutan di Desa Semoyo, Patuk ini digulirkan Bank Syariah Indonesia (BSI) bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Direktur Compliance & Human Capital BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan lahan di desa Semoyo dengan luas 20,5 hektar ini kaya akan potensi alam termasuk pertanian, peternakan hingga pariwisata. Ia menargetkan sejumlah program untuk dikembangkan, salah satunya budidaya dan produk turunan dari sereh wangi yang memang sudah mulai diproduksi oleh masyarakat.
Advertisement
"Kami bersama dengan UMY juga akan fokus membina masyarakat desa untuk memprakarsai pembentukan edu-wisata tanaman herbal, sekaligus mengintegrasikan peternakan di sini. Seluruh program pengembangan akan dibiayai oleh dana zakat yang telah dialokasikan sebesar Rp3,6 miliar rupiah, dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 506 penduduk,” ujar Dewi.
Salah satu program pengembangan Desa BSI Semoyo dengan menanam serai wangi serta pohon produktif lainnya yang dapat membawa manfaat bagi peningkatan ekonomi warga. Masyarakat Desa Semoyo juga memanfaatkan limbah daun serai wangi sisa penyulingan, menjadi kerajinan anyaman atap rumah. Dengan demikian konsep pengolahan pemberdayaan tanaman serai bersifat berkelanjutan dengan tidak menyisakan sampah.
Desa Semoyo dipilih sebagai lokasi pemberdayaan dan percontohan menyelaraskan konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan. Pemberdayaan diharapkan dapat menciptakan manfaat berkelanjutan yang selaras dengan prinsip ESG sehingga tercipta dampak positif bagi peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan. "Diharapkan business model pemberdayaan desa Semoyo dapat diikuti oleh desa-desa lainnya,” ujar Dewi.
Penanaman bibit pohon produktif dan endemik ini menjadi program pendukung pencapaian tujuan pemerintah untuk mewujudkan net zero emission di tahun 2060. Keselarasan tujuan tersebut dengan komitmen agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Jumlah seluruh pohon yang telah ditanam hingga saat ini diestimasikan dapat menyerap karbon hingga 4.129 ton CO2e.
"Kami menyambut baik kerja sama ini. Jenis pohon yang diutamakan untuk ditanam adalah pohon yang produktif. Sehingga dapat memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat, dan akan dilanjutkan dengan menanam jenis pohon lain dimulai dari pohon nangka," kataRektor UMY, Profesor Gunawan Budiyanto.
BACA JUGA : Bakal Tata Ulang Pantai Trisik, Begini Perencanaan yang Dilakukan Pemkab Kulonprogo
“Menuturnya buah dari pohon kweni dan sukun yang ditanam memiliki asupan karbohidrat cukup besar, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pangan di masyarakat. "Ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi masyarakat, karena sejatinya baik perbankan maupun perguruan tinggi berasal dari masyarakat. Sehingga kemajuan dalam bentuk apapun harus dikembalikan kepada masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Wow! Dalam 46 Hari 30.000 Rumah Dibangun Pemerintahan Prabowo
Advertisement
Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Solo Jogja Keberangkatan Hari Ini 16 Desember 2024 dari Stasiun Palur Sampai Tugu Jogja
- Jadwal Teranyar KRL Jogja Solo Pekan Ini 16-22 Desember 2024, dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal KA Prameks Keberangkatan Hari Ini 16 Desember 2024, Jogja-Kutoarjo
- Perbaikan Pasar Trowono A yang Hangus Terbakar Diprediksi Sedot Anggaran Rp500 Juta
- Warga Jogja dan Sleman Siap-siap, Ada Pemadaman Listrik Hari Ini 16 Desember 2024
Advertisement
Advertisement